SUKABUMI, INFODESAKU – Pemerintah Desa Pondokkaso Tonggoh jalin silaturahmi dengan para jurnalis dan LSM, di wilayah Sukabumi Utara. Acara berlangsung Rabu (30/04/2025) di Desa Pondokkaso Tonggoh dengan tujuan mempererat komunikasi antara pemerintah desa dan rekan-rekan media.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Pondokkaso Tonggoh, Hendi menyampaikan pentingnya membangun komunikasi yang produktif dengan jurnalis yang dilindungi Undang-Undang Pers Nomor 40 Tahun 1999 ini, sebagai mitra strategis dalam menyajikan informasi yang akurat.
“Saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan media yang telah bersedia menghadiri acara ini. Melalui silaturahmi dan halal bihalal ini, saya berharap komunikasi antara pemerintah desa dan media dapat terjalin lebih erat, khususnya terkait pemberitaan yang membutuhkan akurasi dan transparansi,” ucap Hendi.
Hendi yang disapa akrab Openg ini, juga berencana mengadakan pertemuan rutin dengan rekan-rekan media setiap tahun untuk berdiskusi dan memusyawarahkan hal-hal terkait pemberitaan sebelum dipublikasikan.
“Saya berharap koordinasi dan komunikasi tetap terjalin agar kita bersama dapat mencari solusi terkait permasalahan yang muncul. sesuai dengan kode etik jurnalis Semoga kita semua selalu dalam lindungan Allah SWT dan diberikan kesehatan,” tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Budi Arya, Ketua Jurnalis Bela Negara (JBN) Sukabumi Raya, mengungkapkan pandangannya terkait isu-isu unik maupun pembangunan di Sukabumi, termasuk pentingnya pengelolaan dana Corporate Social Responsibility (CSR) oleh perusahaan.
“Transparansi alokasi dana CSR masih menjadi tantangan. Kita tidak tahu berapa yang dialokasikan untuk lingkungan atau masyarakat Sukabumi. Padahal, dalam Setiap perusahaan wajib menyisihkan dana perusahaannya untuk program tanggung jawab sosial. Besaran dana CSR adalah minimal 2% sampai 4% dari total keuntungan dalam setahun. Besarnya anggaran dana tersebut sesuai Peraturan UU PT dan PP No. 47 tahun 2012. seharusnya disalurkan ke wilayah setempat,” jelas Budi.
Ia juga menyampaikan harapannya agar media tetap menjadi garda terdepan dalam menyuarakan isu-isu penting secara objektif dan edukatif. Baginya isu-isu itu Hade jadi Berita, goreng jadi berita” dalam bahasa Sunda, yang artinya “baik jadi berita, jelek jadi berita” atau “kebaikan jadi berita, keburukan jadi berita”, merupakan peribahasa bahwa segala perbuatan, baik maupun buruk, akan berdampak dan diketahui oleh orang lain.
“Media memiliki peran besar dalam perubahan, baik melalui tulisan maupun penyampaian informasi. Mari kita jadikan media sebagai sarana untuk mengawal pembangunan daerah melalui karya-karya jurnalistik,” katanya.
Budi turut menyoroti pentingnya kebersihan desa sebagai prioritas. Menurutnya, sistem pengelolaan sampah yang baik akan menghasilkan lingkungan yang lebih nyaman bagi masyarakat.
“Kebersihan lingkungan desa harus menjadi perhatian utama. Jika pengelolaan sampah berjalan optimal, maka desa akan menjadi tempat yang lebih nyaman dan sehat bagi warganya,” tutup Budi.
Laporan : BA