BOGOR, INFODESAKU – Keuletan Supardi untuk mengembangkan budi daya ikan lele sangkuriang sejak tahun 2002 silam, kini mulai memetik hasilnya.
Supardi yang tinggal di wilayah Ciharashas, Kelurahan Mulyaharja, Kecamatan Bogor Selatan, dari mulai satu kolam, sekarang telah berkembang dan mempunyai 21 kolam ikan lele sangkuriang.
Tanpa ragu, saat berbincang-bincang bersama infodesaku dirinya tak sungkan memberi rahasia utama dalam budidaya ternak ikan lele hingga berhasil. Agar dapat cepat balik modal, kuncinya adalah manajemen usaha dan teknologi tepat guna, ujarnya, Selasa (07/08).
“Saya jalani dengan manajemen usaha dengan cara yang benar dalam mengelola usaha agar efisien dan efektif dengan memberikan untung optimal. Manajemen tersebut meliputi pengelolaan perkolaman, bisnis dan sumber daya manusia,” ungkap Supardi.
Supardi merupakan salah satu peternak lele sangkuriang yang cukup berhasil di desanya. Selama tiga tahun ia menggeluti budi daya ikan berkumis tersebut hingga kini dia telah memiliki 21 kolam pembenihan.
Menurut Supardi budi daya lele menjadi komoditas unggulan dibandingkan dengan komoditas lainnya.
“Ikan lele sangkuriang sudah dapat dipanen dalam waktu tiga bulan, sedangkan ikan gurami, emas dan nila membutuhkan waktu lebih lama, yakni 8 hingga 9 bulan untuk bisa dipanen,” jelasnya.
Menurut dia, sejauh ini budidaya lele sangkuriang yang dijalankan sudah berkembang, hanya menghadapi persoalan terkait dan manajemen perkolaman. Saat ini ia sudah menghasilan 5000 ribu benih dan 1 kuintal ikan lele sangkuriang dengan omzet mencapai 50 juta satu kali panen pertiga bulan.
“Jumlah tersebut, belum dapat memenuhi kebutuhan pasar lele sangkuriang, karena tingginya permintaan yang sehari dari satu pasar mencapai 1 ton. Permintaan ikan lele sangkuriang dari Koja Jakarta Utara, Bintaro Jakarta dan Bogor cukup banyak, yakni sebesar 2 ton per hari. Sementara kemampuan petani maksimal hanya 30 persen perhari,” pungkasnya.
Laporan : Yudi