BANDUNG, INFODESAKU – Sudah ditetapkan sebelumnya bahwa Pemilihan Rektor (Pilrek) Universitas Padjajaran (Unpad) maksimal 12 April atau sebelum pelantikan rektor baru 14 April 2019. Pada tanggal 29 Maret 2019 kemarin, Pilrek Unpad lagi-lagi batal digelar, Ketua Majelis Wali Amanat (MWA) Rudiantara tak kunjung menandatangani undangan Pilrek Unpad.
Sudah dapat diprediksi dari sebelumnya bahwa PILREK UNPAD tidak akan terlaksana pada hari Jumat Tgl 29 Maret 2019 sesuai dengan kesepakatan waktu sebelumnya. Hal ini di sampaikan oleh Pemerhati Pendidikan Kota Bandung, Asep B Kurnia, dirinya menilai jelas sekali bahwa yang menjadi penghambat PILREK UNPAD ini adalah Kedua Mentri yang menjadi sumber Utamanya.
“ini didalangi dan diawali dengan tidak terpilihnya Rektor Lama masuk dalam jajaran Calon Rektor yang akan terpilih,” kata Asep B Kurnia atau yang akrab di sapa AA. Maung itu.
Lebih jauh lagi Asep mengatakan, ini adalah hal yang memalukan bagi dirinya sebagai warga Jawa Barat, dimana Unpad sendiri adalah kampus kebanggaan Warga Jawa Barat, diseluruh Indonesia mengetahui bahwa sekelas dan sebesar nama Kampus Unpad saat ini tidak bisa melaksanakan Pemilihan Rektor dengan lancar, aman serta tertib, tapi yang ada malah sebaliknya, bermasalah dan kisruh.
“Saya rasa hal ini berdampak pada situasi dimana jajaran Pegawai , dan Mahasiswa Unpad Sendiri menjadi tidak nyaman,” kata Asep
“Buat saya pribadi dengan sikap dan tindak tanduk seorang Mentri ini saya rasa tidak mencerminkan seorang Mentri, dari hati nurani saya pribadi pak Presiden salah pilih untuk memilih kedua orang ini menjadikan seoarang Mentri dimasa kepemimpinannya,” tegasnya.
Bukan yang pertama kalinya Menristekdikti mengulang, serta memecat salah satu calon rektor padahal itu sudah diyakinkan dan hasil kajian beberapa ahli Hukum serta aparatur terkait dalam hal ini KASN bahwa itu tidak ada pelanggaran.
Ketua MWA tidak punya ketegasan, dan hanya main kucing – kucingan dengan berbagai alasan tidak bisa hadir dan tidak mau menandatangani hasil keputusan dan kesepakatan semua anggota MWA.
“Harapan saya, mudah – mudahan anggota MWA yang lain berani membuat keputusan dan satu suara untuk tetap ke jalurnya tanpa atau dengan ketua MWA dan secepatnya dilakukan Pilrek, karena ini menyangkut Marwah dan harga diri sebagai anggota MWA yang punya tanggung Jawab untuk membesarkan dan menjaga nama baik kampus Unpad ini,” harapnya
Sekedar informasi, hal serupa pernah dilakukan dengan kasus yang sama, selain di Unpad yang sekarang terjadi, juga terjadi di Unnes (Semarang), serta Untad (Kendari).
Laporan : Asep