KALSEL, INFODESAKU – Kementerian Pariwisata (Kemenpar) kembali menggelar Kegiatan Program Dekonsentrasi di hotel Rattan Inn Banjarmasin yang berlangsung selama 2 (dua) hari terhitung sejak 29 April sampai Mei 2019. Adapun kegiatan dekonsentrasi ini masing-masing terdiri dari workshop Sadar Wisata yang dihadiri perwakilan Dispar Kota/Kabupaten serta SKPD terkait se Kalimantan Selatan, serta Diklat Pengelolaan Homestay yang dihadiri perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan para pelaku usaha homestay dan usaha oleh-oleh di berbagai destinasi wisata se Kalimantan Selatan.
Pembukaan kegiatan yang digelar pada tanggal 29 April di ballroom Cilimus hotel Rattan Inn menampilkan pertunjukan kesenian menyumpit yang merupakan kesenian suku Dayak, serta peragaan busana yang mempertunjukkan busana dari kain sasirangan dan tenunan yang merupakan ciri khas Kalimantan Selatan. Pembukaan kegiatan ini juga ditandai dengan penyerahan dukungan kepada perwakilan dari pelaku usaha homestay yang hadir.
Dalam sambutannya, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Kalimantan Selatan Dahnial Kifli menyatakan bahwa sektor pariwisata ke depannya diharapkan dapat menggenjot perekonomian masyarakat terutama untuk menggantikan sektor pertambangan, khususnya batubara, yang sudah mulai menurun.
“Selain itu sektor pariwisata dengan konsep pariwisata berkelanjutannya diharapkan juga memiliki dampak lingkungan alam dan sosial yang lebih baik dibandingkan sektor pertambangan yang merupakan eksploitasi terhadap sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui,” ucapnya
Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor dalam sambutan yang dibacakan oleh Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Selatan H. Abdul Haris sangat mengapresiasi diadakannya kegiatan semacam ini karena menurutnya Sumber Daya Manusia merupakan ujung tombak dalam bisnis pariwisata.
“Dalam menyambut visit Kalimantan Selatan tahun 2020 dengan target memenuhi kunjungan satu juta wisatawan domestik dan seratus ribu wisatawan mancanegara, maka kehandalan SDM pelaku pariwisata merupakan modal utama kita,” ujarnya.
Dalam paparannya, Rina Fitriana, akademisi Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti sekaligus narasumber dari Kementerian Pariwisata dalam diklat pengelolaan homestay meyatakan, Kunci kesuksesan dalam mengelola homestay adalah kerjasama.
“Saya kasih salah satu contoh, apabila ada tetangga yang memiliki produk makanan ringan, maka dalam pemasarannya bisa dibantu oleh pemiliki homestay dengan cara mengemas cemilan tadi dalam kemasan kecil untuk selanjutnya ditaruh di dalam kamar-kamarnya, hal semacam ini akan memastikan bahwa sekeliling juga diuntungkan dengan keberadaan homestay kita. Kalo ada bagi-bagi rejeki seperti itu, tidak akan ada kecemburuan. Pemasukan secara finansial ada, silaturahmi dapat, hubungan dengan tetangga terjaga. Buahnya adalah kebaikan untuk semuanya.” paparnya.
Kegiatan ini juga menampilkan paparan Kepala Dinas Pariwisata Provinsi seputar Sadar Wisata dan Sapta Pesona serta kebijakan pariwisata di Kalimantan Selatan. Narasumber lain yang hadir adalah Aristo R. Waney yang memberikan materi tentang Peranan Pokdarwis di Desa Wisata. Para peserta pengelolaan homestay juga mendapatkan praktek table manner dan making bed yang diberikan oleh perwakilan industri pariwisata, dalam hal ini PHRI Kalimantan Selatan.
Toni, salah satu pelaku pariwisata yang berasal dari Kabupaten Tabalong menyatakan bahwasannya pelatihan semacam ini diperlukan karena berguna bukan hanya untuk meningkatkan pengetahuan.
“Tak hanya sekedar untuk meningkatkan pengetahuan saja tetapi juga sebagai wadah silaturahmi dan saling bertukar informasi juga koordinasi seputar kepariwisataan di Kalimanatan Selatan, baik antara sesama pelaku usaha pariwisata maupun antara para pelaku usaha pariwisata dengan pemerintah.” Pungkasnya.
Laporan : EPF