BLORA, INFODESAKU – Mahasiswa KKN Tematik Universitas Diponegoro di Desa Tambaksari Kecamatan Blora Kabupaten Blora yang bekerjasama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Jawa Tengah (Disporapar Jateng) berhasil menyulap daun kelor menjadi pudding sehat dan bernilai gizi tinggi sebagai Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) bagi bayi.
Daun kelor memang sudah sering digunakan dalam ramuan tradisional. Namun secara ilmiah, manfaat daun kelor ternyata sudah banyak diteliti. Daun yang disebut juga sebagai moringa ini diyakini memiliki kandungan antioksidan tinggi, kaya akan vitamin, mineral, asam amino essensial serta nutrisi yang penting bagi pertumbuhan serta perkembangan pada bayi. Untuk semua bayi diatas 6 bulan, Organisasi Kesehatan Dunia WHO merekomendasikan sekitar 10-15 gram bubuk daun kelor dapat ditambahkan ke setiap 100 gram ASI atau formula untuk memperkuat serta meningkatkan nilai gizi pada bayi.
Banyaknya daun kelor yang ada di Desa Tambaksari, Blora menggerakkan hati mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang untuk membuat produk yang bisa dimanfaatkan. Jika biasanya daun kelor hanya digunakan sebagai pakan ternak ataupun di olah sebagai sayur oseng, mahasiswa Universitas Diponegoro Semarang berhasil menyulap daun kelor menjadi pudding sehat sebagai MP ASI bagi bayi. Pudding daun kelor ini diolah menjadi makanan pendamping ASI (MP-ASI) sebagai produk olahan rumah yang mudah dibuat sehat dan bernilai gizi tinggi untuk meningkatkan nilai gizi pada bayi sebagai upaya menurunkan angka kejadian stunting di Desa Tambaksari.
“Pudding daun kelor ini diolah sebagai makanan pendamping ASI . pudding ini produk olahan rumah yang mudah dibuat, sehat dan bernilai gizi tinggi. Makanan ini bisa meningkatkan nilai gizi pada bayi sebagai upaya menurunkan angka kejadian stunting, “Ujar Mentari, salah seorang mahasiswa KKN Undip Semarang di Desa Tambaksari.
Langkah awal yang dilakukan oleh mahasiswa tersebut adalah menggerakkan kader posyandu yang ada di desa Tambaksari melalui pelatihan pembuatan pudding daun kelor. Pelatihan tersebut diikuti oleh 25 kader Desa Tambaksari dan ibu yang memiliki bayi serta baduta (bayi umur dua tahun). Mahasiswa Undip memberikan edukasi terkait MP ASI dan praktik pembuatan pudding daun kelor.
Selain melatih ibu-ibu dalam membuat pudding daun kelor yang kaya nutrisi dan bermanfaat bagi kesehatan bayi, secara tidak langsung mahasiswa juga ikut mengembangkan pemahaman ibu-ibu dalam praktik pemberian MP ASI yang benar. Mahasiswa dari Universitas Diponegoro tersebut berharap ibu-ibu dapat getok tular, agar inovasi daun kelor ini dapat dimanfaatkan serta dijadikan sebagai salah satu solusi MP ASI yang sehat serta bernilai gizi tinggi.
“Selama ini tak sedikit ibu-ibu yang ragu dengan rasa dari pudding daun kelor karena baunya yang langu saat proses pembuatannya. Namun apabila proses memasaknya benar dan sehat dijamin pudding daun kelor ini tidak akan lagu, “Tandas Mentari didampingi para mahasiswa KKN lainnya.
Achmad Heru Gunawa, S.E Kepala Desa Tambaksari mengaku bangga dan senang ibu PKK di desanya mendapatkan tambahan ilmu pemanfaatan daun kelor yang tumbuh subur di halaman rumah warganya.
“Saya bangga dengan adanya pelatihan ini semoga bisa menjadi langkah awal untuk memanfaatkan daun kelor yang ada sebagai MP ASI ini dan harapannya ini bisa diteruskan ibu2 juga dirumah masing-masing”, ungkapnya.
Sementara Umi Kokok Ketua TP PKK Kabupaten Blora mengatakan, pengolahan daun kelor menjadi puding yang juga merupakan MP-ASI bagi bayi ini merupakan ilmu baru bagi ibu-ibu.
“Saya sangat senang denagn pelatihan ini karena ada ilmu-ilmu baru bagi ibu-ibu apalagi memanfaatkan daun kelor untuk makanan bagi bayi. Kami mayoritas baru tau dan ternyata mudah untuk di terapkan semoga kedepannya ada pelatihan bagi ibu-ibu untuk membuat MP ASI yang bervariasi dan sehat. Inovasi pudding daun kelor ini mendapat dukungan penuh dari Undip dan Dinas Kepemudaan dan Pariwisata Jawa Tengah.
Selain itu Fahmi Arifan dan Sri Winarni selaku dosen pembimbing juga memberikan apresiasi penuh dan berharap inovasi ini dapat bermanfaat di masyarakat.
“Kami selaku Dosen Pembimbing mengapresiasi penuh inovasi yang di ciptakan oleh mahasiswa kami, semoga ilmu ini dapat bermanfaat bagi masyarakat,” pungkasnya mengakhiri.
Laporan : Nurma Mentari/Arf