GARUT, INFODESAKU – Badawang atau Memeniran adalah patung orang-orangan besar atau makhluk seperti raksasa yang terbuat dari kerangka bambu yang dilapisi kain kostum dan dilengkapi topeng atau ukiran wajah dan kepala. Di dalam kerangka orang-orangan ini terdapat rongga yang dapat dimasuki orang yang akan membawanya berjalan berpawai dan menggerakannya menari-nari. Badawang adalah tradisi masyarakat Sunda di Jawa Barat yang saat ini keberadan Badawang hanya bisa disaksikan pada acara karnaval peringatan Hari Kemerdekaan RI salah satunya di Desa Pasirwaru, Kecamatan Balubur Limbangan.
Menurut Kepala Desa Yoni Nugraha kesenian Badawang di desanya sudah menjadi ciri khas desanya bahkan menjadi bagian dari warisan budaya Kabupaten Garut dimana kehadirannya selalu dinanti oleh masyarakat Limbangan dan sekitar bahkan para kaum urban asal Limbangan rela meninggalkan kota hanya untuk menyaksikan Badawang.
“17an tampa Badawang itu seperti sayur tampa garam oleh sebab itu Badawang menjadi daya tarik baik warga lokal maupun kaum urban,” pungkasnya.
Hal tersebut diungkapkan kepala desa seusai upacara peringatan detik-detik proklamasi di alun-alun Balubur Limbangan. Sabtu, (17/8)
Masih ditempat yang sama Asep Muhidin selaku ketua panitia PHBN Desa Pasirwaru menjelaskan Badawang bukan sekedar seni atau budaya namun dalam Badawang itu ada nilai sakral yang harus dipatuhi.
“Badawang bukanlah sekedar seni atau budaya namun ada nilai sakral yang harus dipatuhi, maka tidak sembarang orang bisa menjadi pemain Badawang karena jauh-jauh hari sebelum pagelaran pawang dan pemain harus melakukan ritual khusus,” jelas Asep.
Asep juga keluhkan minimnya perhatian pemerintah daerah khususnya Dinas Pariwisata dan Budaya kabupaten yang kurang mendukung dalam pelestarian Badawang yang nota bene sudah menjadi seni budaya khas Garut, bahakan Kota Ciamis pun mengakuinya sehingga pada acara ulang tahun kota, Badawang Pasirwaru diundang untuk mengisi acara.
“Badawang merupakan seni budaya yang sakral langka juga unik oleh sebab itu kami selaku putra Pasirwaru akan terus melestarikannya meskipun tampa dukungan atau soport dari pemerintah,” tegas Asep.
Rendi yang akrab dipanggil Jac astro seorang kaum urban yang sengaja datang dari Kota Tanggerang ke Limbangan hanya untuk menyaksikan Badawang.
“Saya datang kesini bersama keluarga untuk menyaksikan Badawang yang tidak saya temukan di kota, selain itu Badawang merupakan obat rindu saya terhadap Buyut moyang saya yang asli orang Limbangan,” ungkapnya.
Laporan : BHEGIN