Pemkab Bogor Gelar Rapat Kerja Persiapan Pelaksanaan ORI (Outbreak Respons Immunization)

BOGOR, INFODESAKU – Guna membangun pemahaman dan Visi yang sama di antara lintas sektor yang ada di Kabupaten Bogor terkait pencegahan Diftreri, Pemerintah Kabupaten Bogor menyelenggarakan kegiatan Rapat Kerja Persiapan Pelaksanaan ORI lintas sektor di Gedung Serbaguna. Selasa, (06/02).

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Kabag Kesra Kabupaten Bogor Enday Zarkasih, dalam sambutannya mewakili Bupati Bogor, Enday menghimbau agar hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus karena Difteri merupakan salah satu penyakit yang kompleks dan menular, dimana dalam keadaan yang lebih berat dapat menyebabkan kematian yang terjadi karena Obtruksi atau sumbatan jalan nafas, kerusakan otot jantung, serta kelainan susunan saraf pusat dan ginjal.

“Meskipun jumlah penderita Difteri ini kelihatannya masih sedikit, namun jumlah kasus Difteri di Kabupaten Bogor pada tahun 2015 sebanyak 1 kasus, pada tahun 2016 mengalami peningkatan dengan 26 kasus dan 1 kasus meninggal dunia, sementara pada tahun 2017 sampai dengan minggu 1 di tahun 2018 jumlah kasus meningkat lagi menjadi 26 kasus klinis dengan 3 diantaranya positif Difteri konfirmasi laboratorium, namun tetap harus diwaspadai dan harus segera diambil tindakan untuk mencegahnya sebelum terlambat,” ujar Enday.

Enday menambahkan, Kementerian Kesehatan saat ini telah menetapkan 82 Kabupaten/Kota untuk melaksanakan ORI, termasuk Kabupaten Bogor yang artinya Difteri di Kabupaten Bogor dipandang telah menjadi Kejadian Luar Biasa (KLB).

“Untuk itu, saya berharap agar para peserta rapat kerja dapat memusatkan perhatian pada setiap sesi dalam Forum ini agar dapat memahami secara mendalam permasalahan Difteri dan upaya – upaya yang harus dilakukan dalam pencegahan dan penanggulanggannya secara cepat, tepat sasaran dan menyeluruh,” ungkapnya di hadapan para peserta rapat.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor Tri Wahyu Harini yang turut hadir dalam kegiatan tersebut menjelaskan, bahwa Difteri terjadi disebabkan oleh Bakteri Gram Positif Corynebacterium Diptheriae Strain Toksin dimana penyakit ini ditandai dengan adanya peradangan pada tempat infeksi terutama pada Selaput Mukosa Faring, Laring, Tonsil, hidung dan juga pada kulit.

“upaya penanggulangan terus dilakukan, salah satunya melalui Outbreak Respons Immunization (ORI) melalui pemberian imunisasi,” ungkap Tri.

Laporan : Agung / Diko 

Related posts

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan Raih Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Wira Karya dari Presiden

Iwan Setiawan Optimis KLA Dapat Terwujud di Kabupaten Bogor Dengan Sinergitas dan Kolaboratif

Momentum HJB ke-541 Camat Sukamakmur Ajak Stakeholder Untuk Tingkatkan Pelayanan Masyarakat