Kemenparekraf Bersama Kemendes PDTT dan Akademisi Adakan Pendampingan Desa Wisata di Bali, NTT dan NTB

BALI, INFODESAKU – Sebagai salah satu bentuk sinergi pentahelix pariwisata, pemerintah melalui Kementerian Pariwisata Ekonomi Kreatif Republik Indonesia bekerjasama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia mengundang para akademisi untuk bersama-sama turun ke desa wisata melalui program bertajuk, “Pemberdayaan Masyarakat Desa Wisata Berbasis Pendampingan”.

Program ini mengajak Perguruan Tinggi untuk bersama-sama membangun desa wisata melalui pengabdian masyarakat para dosen dan mahasiswa, yang merupakan salah satu dari tri darma perguruan tinggi yang terdiri dari pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

Dalam menjalankan program tersebut, Kemenparekraf menyelenggarakan Training of Trainer Pendampingan Desa Wisata yang bertempat di hotel Garden Inn, Kamis-Sabtu (9-11/7/2020).

Pelatihan yang menerapkan protokol kesehatan ini diikuti sebanyak 36 dosen dari 18 perguruan tinggi yang ada di Provinsi Bali, NTB dan NTT menjadi peserta dalam kegiatan tersebut. Dalam kesempatan ini, dihadirkan 3 trainer dari tim Master Trainer Desa Wisata Kemenparekraf sebagai narsumber.

Dalam sambutannya, Direktur SDM Pariwisata Kemenparekraf/Baparekraf Wisnubawa Tarunajaya menyatakan bahwa kegiatan ini hendaknya mampu menyatukan persepsi dan sebagai sarana updating knowledge para dosen mengenai pengembangan desa wisata melalui pendampingan dan pelatihan SDM, khususnya di masa new normal dimana penerapan prinsip-prinsip CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) menjadi suatu keharusan dalam berwisata.

“Diharapkan melalui program pemberdayaan masyarakat ini nantinya akan dihasilkan pribadi dan produk unggulan di masing-masng desa wisata di tanah air.” ujarnya.

Kapala Dinas Pariwisata Provinsi Bali yang membuka kegiatan ini sangat mengapresiasi Kemenparekraf, Kemendes PDTT dan Perguruan Tinggi yang telah berkolaborsi demi memajukan desa wisata dan pemberdayaan masyarakatnya.

“Diharapkan desa wisata yang nantinya mampu beroperasi sesuai dengan protokol kesehatan yang dibutuhkan akan mampu menarik wisatawan sehingga membuat perputaran ekonomi kembali terjadi”, pungkasnya.

Selain materi CHSE, para peserta pelatihan desa wisata juga mendapatkan materi seputar pelayanan prima dan pengembangan potensi produk desa wisata.

 

Laporan : RF/epf

Related posts

Puisi Puisi Soleh Sohih

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional

Ini Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan Penumbra