HNSI Susun Rekomendasi Pembangunan Industri Perikanan Yang Berpihak Pada Nelayan

JAKARTA, INFODESAKU – Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) menyusun rekomendasi pembangunan industri perikanan Indonesia yang lebih berpihak kepada kesejahteraan nelayan.
Dewan Pimpinan Pusat HNSI untuk kepentingan penyusunan itu menggelar Forum Group Discussion di Jakarta, Senin (21/6/2019) kemarin.

FGD bertema “Arah Pembangunan Industri Perikanan Indonesia yang Berpihak pada Kesejahteraan Nelayan” itu sekaligus digelar dalam rangka memperingati hari nelayan nasional yang jatuh setiap 21 Mei.

Sekretaris Jenderal HNSI Anton Leonard mengatakan, semua menyadari bahwa sampai sekarang nasib nelayan masih belum sepenuhnya membaik sehingga pihaknya berharap pemilu bisa menjadi momentum bagi HNSI untuk bisa menyampaikan kepada presiden terpilih perihal upaya peningkatan kesejahteraan nelayan.

“Dalam hal ini kita adakan FGD ini supaya ada masukan, HNSI memberikan poin-poin ke depan untuk menjadi acuan sebagai masukan pada kebijakan pemerintahan yang baru. Dalam pertemuan ini kami dari HNSI merancangnya, dari pembahasan FGD diakui bahwa memang banyak yang perlu dibenahi dalam industri perikanan,” terangnya

Sementara itu, Ketua DPD HNSI Jawa Barat Nandang mengatakan hingga saat ini belum ada nelayan yang bisa hidup dalam taraf sejahtera termasuk untuk bisa meningkatkan taraf hidup dan perekonomian keluarganya.

“Intinya bahwa nelayan itu belum merasakan arti pembangunan yang dibentuk oleh pemerintah, oleh karena itu arah pembangunan ke depan perlu diarahkan pada pengoptimalan sisi kelautan sebagai upaya peningkatan perekonomian bangsa,” katanya.

Menurut dia, kebijakan pembangunan perikanan pada masa yang akan datang hendaknya berlandaskan pada pemahaman yang benar tentang permasalahan pembangunan perikanan itu sendiri, dari mulai permasalah mikro hingga permasalahan di tingkat makro yang mengarah pada pemberdayaan masyarakat nelayan.

“Permasalahan mikro yang dimaksud kata dia, adalah permasalahan internal masyarakat nelayan dan petani ikan yang menyangkut aspek sosial budaya seperti pendidikan, mentalitas dan sebagainya. Aspek ini yang mempengaruhi sifat karakteristik masyarakat nelayan dan petani ikan,” jelasnya.

Karakter masyarakat nelayan sangat bergantung pada faktor-faktor yakni kehidupan masyarakat nelayan dan petani ikan amat tergantung dengan kondisi lingkungan atau rentan pada kerusakan khususnya pencemaran atau degradasi kualitas lingkungan.

Selain itu kehidupan masyarakat nelayan sangat bergantung dengan musim ketergantungan terhadap musim ini dirasakan besar terutama oleh nelayan nelayan kecil.

“Persoalan lain yaitu ketergantungan terhadap pasar, hal ini disebabkan komoditas yang dihasilkan harus segera dijual untuk memenuhi kebutuhan hidup atau sebelum membusuk sehingga nelayan sangat peka dengan fluktuasi harga,” kata Nandang.

Persoalan nelayan juga sangat kompleks misalnya untuk perumahan maka Menteri PUPR juga harus terlibat, mencarikan skema rencana desain perumahan nelayan yang memberikan dampak kesehatan kepada mereka, air bersih memadai, jalan akses tersedia, infrastruktur listrik terbangun, dan lain-lain.

Di sisi lain pendidikan anak nelayan juga harus menjadi perhatian dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. HNSI secara umum memandang selama ini industri perikanan itu belum mengarah kepada kesejahteraan nelayan.

“Sehingga kita adakan hari ini sehingga kita ingin tahu pandangan dari para tokoh, para pelaku, dan para pengambil kebijakan baik dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, maupun para tokoh senior yang ada di sekitar HNSI.” pungkasya.

Laporan : Yudi

Related posts

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan Launching RW Bersih Narkoba Satu-satunya se-Jawa Barat

Iwan Setiawan Mengikuti Arahan Presiden Jokowi Pada Rakornas Pengawasan Intern 2023

Tumpukan Sampah Mulai Diangkut, Warga Desa Bojonggede Merasa Lega