Dosen STP Trisakti Tingkatkan Tata Kelola Pokdarwis di Kota Serang

KOTA SERANG, INFODESAKU – Kota Serang memiliki potensi wisata alam dan budaya yang bervariasi dan tidak kalah dengan daerah lain. Agar keindahan alam dan pesona budaya tersebut dapat terus terjaga, tentunya dibutuhkan pengelolaan destinasi yang tepat dari para pelaku wisata di masing-masing destinasi . Untuk itu Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) sebagai ujung tombak pengelolaan destinasi wisata diharapkan memiliki pengetahuan dan kemampuan kepariwisataan yang mumpuni.

Dalam rangka mencetak SDM Pokdarwis yang mumpuni inilah Kota Serang telah mengadakan kegiatan yang bertajuk Workshop Pengelolaan Pariwisata Berbasis Masyarakat Bagi Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) se-Kota Serang Tahun 2019. Kegiatan yang diikuti tidak kurang dari 50 peserta dari perwakilan 10 Pokdarwis di Kota Serang ini berlngsung selama 2 hari (31/07-10/08).

Kepala Dinas Pariwisata, Kepemudaan dan Olahraga Kota Serang Akhmad Zubaidillah dalam sambutannya menyatakan bahwa Kota Serang dan para pelaku wsata di dalamnya perlu banyak belajar mengenai tata kelola pariwisata dari beberapa daerah lain yang pariwisata nya sudah maju seperti Bali. Sebagai perbandingan, Akhmad menggambarkan bagaimana destinasi-destinasi wisata yang pernah dikunjunginya di Bali bersih dari keberadaan anak-anak punk dan peminta-minta.

“Di destinasi wisata di Bali tidak terlihat ada anak punk maupun peminta-peminta, sehingga para wisatawan yang berkunjung kesana merasa nyaman,” katanya mencontohkan.

Senada dengan Akhmad, Rina Fitriana, narasumber dari Sekolah Tinggi Pariwisata Trisakti Jakarta, menyatakan bahwa untuk memajukan destinasi yang ada, Pokdarwis haruslah mampu berpikir kreatif dan inovatif walaupun konsep ATM (Amati, Tiru, Modifikasi) sebenarnya sah-sah saja dilakukan dalam bidang pariwisata.

“Segala sumber daya yang ada di daerah kita, baik manusianya, objek wisata, bahan pangan lokal, kearifan lokal dan sebagainya itu harus dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jangan segan untuk berkunjung dan belajar dari mereka yang sudah lebih dulu maju. Boleh diamati, ditiru, namun jangan lupa untuk memodifikasinya agar sesuai dengan nilai, norma dan kebiasaan yang ada di daerah kita,” jelasnya.

Workshop ini juga menampilkan beberapa narasumber lain yang berasal dari akademisi, pemerintah, dan praktisi pariwisata.

Laporan : EPF

Related posts

Petani Alpukat Sipit Kelawi, Asal Dusun Kayu Tabu Setiap Memanen Hasilnya Sangat Menjanjikan

Bangga, Desa Sukamaju Kecamatan Cibungbulang Lolos 5 Besar Lomba Desa Tingkat Provinsi Jabar Tahun 2023

Arak Dongdang Hiasi Hajat Bumi di Desa Bendungan