SUKABUMI, INFODESAKU – Adat tradisional sunda ki lengser mengawali penyambutan Ketua Pengadilan Tinggi Agama Provinsi Jawa Barat di lanjut menampilkan pecah kelapa sebagai simbol Mou Sekolah Tinggi Hukum (STH) Pasundan antara Pengadilan Negeri Agama kab. Sukabumi. Jum’at (19/6/20).
Tampilan dari Paguyuban Pasundan belah kelapa dan belah bambu yang di dalamnya ada terdapat bendera instansi, mewarnai sidang isbat terpadu, unsur seni masuk didalamnya merupakan hiburan dan pelestarian pengembangan budaya yang ada di wilayah Sukabumi.
“STH di bantu paguyuban pasundan kab. Sukabumi ikut di dalam kegiatan tersebut sehingga seni budaya memperhalus akal budi,” kata ketua Paguyuban Pasundan Jawa Barat Abah Ruskawan.
STH sudah Mou dengan ketua Pengadilan agama Cibadak, untuk ikut berperan aktif seperti magang STH, karena STH mencetak untuk tenaga hukum.
Diharapkan pogram ini bisa berkelanjutan simbiosis antara Pemda, Pemprov juga pemerintah pusat agar masyarakat yang belum memiliki adminduk atau akta nikah perlunya pembuatan data base.
“Paling tidak dengan menggunakan by dsain by sistem STH memiliki mahasiswa KKN tematiknya di lapangan, Kemenag ada jaringan KUA kecamatan, desa ada amil, kenapa tidak di gerakan antara unsur Pemerintah dan akademisi lalu pengadilan agama pengumpulan data dimulai dari amil hingga per kec, semua di gabung jadilah data base akta nikah kabupaten,”ungkapnya.
Semua harus ada di cacatan sipil, adanya pemangku kebijakan duduk bareng untuk update data sehingga ada kejelasan berapa warga yang memiliki dan belum punya akta nikah khususnya kab. Sukabumi.
Sementara itu menurut Ketua Pengadilan Agama Cibadak Arif Mukshinin, melihat secara data jumlah penduduk Kabupaten Sukabumi, ada sekitar 80% pasangan suami istri tidak memiliki buku nikah saat ini.
“Program isbat terpadu tujuannya agar warga untuk mempunyai akta karena di Sukabumi banyak masyarakat yang belum memiliki akta nikah perlunya pemda memperhatikan ,”tutupnya.
Laporan : Dev