Kemenparekraf dan Perguruan Tinggi di Aceh Selenggarakan Bimtek Pendampingan Desa Wisata

ACEH, INFODESAKU – Dengan tujuan mempersiapkan dan meningkatkan kualitas SDM di Desa Wisata untuk menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru, Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (PSDM Kemenparekraf) bekerjasama dengan Perguruan Tinggi mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendampingan Desa Wisata Regional IA (Sumatera) di Hotel Kyriad Muraya, Banda Aceh pada Kamis (24/09//2020).

Bimtek ini merupakan fasilitasi Kemenparekraf untuk Universitas Teuku Umar dan Universitas Syah Kuala beserta Desa Wisata binaannya, yaitu Desa Wisata Desa Lubuk Sukon, Kabupaten Aceh Besar dan Desa Wisata Nilam Ranto Sabon, Kabupaten Aceh Jaya. Adapun peserta diambil dari Kelompok Sadar WIsata (Pokdarwis) kedua Desa WIsata tersebut yang semuanya berjumlah 60 (enam puluh) orang. Adapun materi yang diberikan meliputi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) dan materi pemasaran (Exploring, Packaging and Presentation). Narasumber Bimtek diambil dari masing-masing Akademisi Perguruan Tinggi yang sebelumnya telah mengikuti Training of Trainers (ToT) yang diselenggarakan di 7 (tujuh) titik di seluruh Indonesia

Pembukaan dilakukan oleh Sekretaris Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Riwud Mujirahayu, yang menyampaikan bahwa program Bimtek diharapkan dapat membantu kemajuan Desa Wisata di Aceh. Kemenparekraf memiliki banyak program seperti BALASA dan BISA pada saat Pendemi ini. Sesuai arahan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) maka Program Pendampingan harus dioptimalkan dan diimplementasikan agar Desa Wisata dapat berkembang, maju dan mandiri. Jangan sampai berhenti di nominasi saja, namun bagaimana agar desa wisata mendapatkan impact yang mensejahterakan masyarakat desa.

“Akibat pendemi ini, devisa dan jumlah wisatawan menurun drastis. Di tahun 2020 ini jumlah wisatawan terkoreksi hanya 3,5 juta sehingga otomatis terkoreksi juga jumlah wisatawan di Aceh. Namun kita harus tetap optimis bahwa pada pasca pendemi potensi serbuan wisatawan akan besar, sehingga kita harus mempersiapkan diri, salah satunya melalui Bimtek Pendampingan Desa Wisata ini. Harapan kita bersama, semoga Desa Wisata di Aceh akan ditetapkan sebagai salah satu dari 20 (dua puluh) besar dalam program pendampingan ini,” ujarnya.

Turut hadir dan memberi sambutan dalam pembukaan Bimtek, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi (Kadisparprov) Aceh, Jamaluddin, Rektor Universitas Teuku Umar, Prof. Jasman J. Ma’ruf, dan Perwakilan Atsiri Research Center Universitas Syah Kuala, Eli Sufriadi. Dalam sambutannya, masing-masing menyatakan apresiasi kepada Kemenparekraf atas terselenggaranya program pendampingan ini, dan berharap program ini akan terus dilaksanakan di tahun-tahun mendatang.

Demi keamanan semua pihak yang terlibat, Bimtek ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak fisik selama kegiatan berlangsung. Sebelum Bimtek dimulai, seluruh Peserta dan Panitia serta Narasumber juga mendapatkan tes rapid dan baru dapat mengikuti kegiatan setelah dinyatakan hasil tesnya non-reaktif.

 

Laporan : RF/EPF

Related posts

Plt Bupati Bogor Iwan Setiawan Launching RW Bersih Narkoba Satu-satunya se-Jawa Barat

Iwan Setiawan Mengikuti Arahan Presiden Jokowi Pada Rakornas Pengawasan Intern 2023

Tumpukan Sampah Mulai Diangkut, Warga Desa Bojonggede Merasa Lega