Melalui Bimtek Pendampingan, Kemenparekraf dan Perguruan Tinggi di Yogyakarta Tingkatkan SDM Desa Wisata di Kabupaten Sleman

YOGYAKARTA, INFODESAKU – Dalam rangka mempersiapkan SDM Desa Wisata agar mampu menyelenggarakan kegiatan wisata yang sehat, aman dan nyaman di masa adaptasi kebiasaan baru, Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (PSDM Kemenparekraf) bekerjasama dengan Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) AMPTA Yogyakarta dan Akademi Pariwisata (Akpar) Yogyakarta mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendampingan Desa Wisata oleh Akademisi Regional IB (Jawa) di Rich Hotel Gajah, Yogyakarta, pada hari Rabu (30/09/2020).

Bimtek ini merupakan fasilitasi Kemenparekraf untuk 109 (seratus Sembilan) Perguruan Tinggi dan Desa Wisata Binaannya yang mengikuti Program Pendampingan, dan diantaranya adalah STP AMPTA dan Akpar Yogyakarya. Peserta Bimtek yang berjumlah 60 (enam puluh) orang diambil dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pelaku usaha pariwisata di masing-masing Desa Wisata Binaan Perguruan Tinggi tersebut, yaitu Desa Wisata Garongan dan Desa Wisata Sendangmulyo, Kabupaten Sleman. Adapun materi yang diberikan dalam Bimtek ini meliputi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) dan materi pemasaran (Exploring, Packaging and Presentation). Narasumber Bimtek diambil dari Akademisi kedua Perguruan Tinggi yang sebelumnya telah mengikuti Training of Trainers (ToT) Pendamping Desa Wisata.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Kadisparprov DIY), Singgih Raharjo yang menyampaikan bahwa cerminan Desa Wisata di Sleman tidak jauh beda dengan Desa Wisata di Kabupaten lain. Belum ada yang berani menerima wisatawan untuk live in di homestay. Raharjo percaya bahwa salah satu cara pemulihan destinasi adalah dengan meningkatkan confidence bahwa kita siap menerima wisatawan melalui penerapan CHSE. Pemerintah pusat, daerah, juga industri, banyak membantu sarana dan prasarana (sarpras) di masa pendemi. Setelah sarpras tersedia, SDM nya harus pula disiapkan. Untuk strategi pemulihan pasar, saat ini Sleman lebih menyasar pada pasar domestik dan lokal. Porsi wisatawan yang berkunjung di Yogya sesuai data aplikasi wisata Disparprov adalah 5 besar berasal dari D.I Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat dan DKI Jakarta.

“Ada 91 (sembilan puluh satu) Destinasi Desa Wisata yang sudah terdata di aplikasi milik Disparprov. Pergub no 20/2020 menjamin kepastian hukum setiap warga untuk membentuk Pokdarwis dan Desa Wisata di Yogyakarta. Ada 141 (seratus empat puluh satu) Desa Wisata sudah tercatat di Disparprov, dengan berbagai prestasi, seperti contohnya Desa Wisata Pentingsari dan Desa Wisata Nglanggeran dimana tahun 2019 masuk ke dalam 100 Global Sustainable Development,” terangnya.

Pembukaan Bimtek ini juga ikut dihadiri Denny Farabi, Fungsional Madya yang mewakili Kemenparekraf dan Hj. Sudarningsih, Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Kabupaten Sleman, yang dalam sambutannya menyatakan apresiasi kepada Kemenparekraf dan kedua Perguruan Tinggi beserta Desa Binaannya atas terselenggaranya Bimtek ini.

Pelaksanaan Bimtek ini menerapkan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak fisik selama kegiatan berlangsung. Sebelum Bimtek dimulai, seluruh Peserta dan Panitia serta Narasumber juga mendapatkan tes rapid dan baru dapat mengikuti kegiatan setelah dinyatakan hasil tesnya non-reaktif.

 

Laporan : RF/EPF

Related posts

Bupati Sukabumi Sampaikan Pendapat Akhir Atas Dua Raperda

Ciptakan Lingkungan Bersih Polsek Kadugede Giat Peduli Lingkungan

Desa Windujanten Cegah Stunting Dengan Perbaikan Pola Makan, Pola Asuh Dan Sanitasi