Santriwati Asal Leuwisadeng Harumkan Kabupaten Bogor di MQK Jabar Hingga Nasional

BOGOR, INFODESAKU – Neng Muna Silfiyah seorang santriwati asal Pesantren As Salafiyyah Nurul Hidayah Kecamatan Leuwisadeng, telah membawa nama baik nama Kabupaten Bogor dalam pergelaran MQK (Musabaqoh Qira’atil Kutub) ke IV tingkat Jawa Barat tahun 2017 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Al Ittihad Cianjur beberapa bulan lalu.

Dalam pergelaran yang diikuti sekitar 1.252 peserta yang berasal dari perwakilan pondok pesantren dari 27 Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat, Neng Muna Silfiyah berhasil menjadi juara pertama dalam kategori Nadhom Alfiyah.

Perwakilan Pondok Pesantren As Salafiyyah Nurul Hidayah Ustad Jajang Misbahudin yang ditemui infodesaku mengaku bangga atas prestasi yang telah diraih santriwatinya tersebut. Meski hanya mempu menjadi juara pertama harapan di tingkat nasional dalam ketegori Nadhom Alfiyah, namun di tingkat Provinsi Jawa Barat berhasil menjadi juara pertama dalam kategori tersebut.

“Kebetulan yang juara itu selain santriwati di pesantren ini juga merupakan adik saya sendiri, tentunya merasa bangga dengan raihan prestasi tersebut, mudah-mudahan untuk perlombaan kedepan bisa lebih berprestasi Lagi dari yang sekarang,” ungkapnya.

Lanjut ia, diusia yang terbilang masih muda, yakni di usia pesantren yang baru menginjak 3 tahun pesantren, namun berhasil menghasilkan santriwati yang bisa mengharumkan Pesantren sekaligus membawa harum Kabupaten Bogor.

“Hal tersebut tak lepas dari metode pembelajaran kami yang menitikberatkan dalam menghapal serta waktu pembelajaran yang dilaksanakan setiap setelah shalat 5 waktu berjamaah dilaksanakan, dan itu wajib diikuti oleh setiap santri santriwati di Pesantren As Salafiyyah Nurul Hidayah ini,” pungkasnya.

Ditempat yang sama, Ketua Pokja Pesantren dan Diniyyah Kecamatan Leuwisadeng Ustad Jalaludin menambahkan, prestasi yang diraih Neng Muna Silfiyah dengan menjadi juara 1 MQK tingkat Jawa Barat dan juara ke 1 Harapan tingkat Nasional kategori Nadhom Alfiyah, ini suatu gambaran bahwa pesantren juga dapat berprestasi serta mampu mengangkat nama baik daerah itu sendiri.

“Harapan saya, pendidikan pesantren bisa dibantu baik itu bangunannya maupun lainnya, pendidikan formal yang lain yang mendapat bantuan. Kalau bisa pesantren bisa lebih diperhatikan Lagi,” ujarnya.

Di Kecamatan Leuwisadeng sendiri, sambung Ustad Jalal, Pesantren salafiyyah sendiri cukup berkembang, anak-anak yang putus sekolah mau masuk pesantren.

“Alhamdulillah program perijinan pesantren berjalan lancar sehingga, Pesantren yang tadinya belum punya ijin sekarang sudah punya.” Jelasnya.

Masih Kata ia, salah satu upaya untuk memotivasi pesantren, pihaknya berencana akan menggelar lomba MQK tingkat Kecamatan.

“Alhamdulillah, komunikasi dengan Camat Leuwisadeng sekarang lebih enak. Beliau pun sangat mendukung setiap kegiatan-kegiatan yang kami usulkan, seperti tahun kemarin Saat menggelar Pursadin,” tandasnya.

Sementara itu di tempat berbeda, Camat Leuwisadeng Pepep Ahmad kepada infodesaku mengungkapkan, tentunya hal tersebut salah satu potensi yang membanggakan sebagai Camat Leuwisadeng.

“Awalnya memang karena tidak terpublikasikan, sehingga orang-orang yang mempunyai potensi tidak tergali. Sekarang kita mulai melirik potensi, tentu saja bisa jadi motivasi, meskipun berada di pinggiran peluangnya untuk berprestasi itu sama baik melalui sekolah maupun pesantren,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Camat menegaskan, sekarang pihaknya tengah memfokuskan pada hal-hal yang bisa membawa dampak positif terhadap wilayah Kecamatan Leuwisadeng.

“Intinya berapapun lamanya bertugas disini, saya ingin berbuat untuk lewisadeng, jadi hal-hal kecilpun kita gali termasuk orang-orang berpotensi. Kebetulan alhamdulillah saya sempat ngobrol dengan silfiyah, Saya minta agar bisa memberikan suport sama teman-teman yang ada di leuwisadeng teutama anak-anak seusianya untuk menekuni suatu bidang terutama yang dapat membawa nama besar, baik itu secara personal maupun wilayah,” terangnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pendidikan formal maupun pendidikan pesantren itu cikal bakal pembentukan karakteristik mental dan ahlak.

“Jadi saya berharap pesantren-pesantren yang ada di leuwisadeng khususnya dan umumnya di Kabupaten Bogor bisa terus maju yang tentu saja Insya alloh dengan upaya-upaya kiyai, para alim ulama membentuk karakteristik beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, tapi tidak menutup kemungkinan pendidikan-pendidikan formal bisa mendukung pendidikan non formal.” pungkasna.

Laporan : KN/IES

Related posts

Dilakukan Penilaian, RW 11 Desa Wanaherang Sebagai Perwakilan Kabupaten Bogor Lomba Siskamling

Pasar Kalianda di H-5 Hari Raya Idhul Fitri 2023, Pengunjung meningkat 75%

Jaga Ekosistim, Kodim Lampung Timur Tanam 1000 Pohon Mangrove