Puluhan Hektar Sawah Kekeringan, ini penyebabnya

SUKABUMI, INFODESAKU – Warga dari Kedusunan Leuwiliang dan Kedusunan Cigarung, Desa Parakanlima, Kecamatan Cikembar, mengeluh dengan kondisi saluran irigasi Leuwi Cibagong yang ambruk setelah diterjang longsor sepanjang 25 meter dengan lebar tiga meter pada beberapa pekan lalu. Pasalnya akibat dari kondisi itu, puluhan hektare sawah di wilayah tersebut, tidak terairi dengan maksimal karena air tidak sampai ke sawah warga. Selasa (11/06/2019)

Kepala Dusun (Kadus) Leuwiliang, Oboy mengatakan, jebolnya aliran sungai itu berdampak pada lahan pesawahan. Bahkan, terdapat beberapa lahan yang kondisinya retak-retak. Lantaran lahan pesawahanya tidak teraliri air.

“Saat ini, pertanian padi di Kedusunan Leuwiliang sudah memasuki panen raya. Rencananya, pada pekan mendatang, para petani akan menanam kembali padi. Namun, akibat terkendala pasokan air, sekarang petani merasa was-was. Lantaran, pasokan air tidak sampai ke lahan pertaniannya,” terang Oboy

Lebih lanjut kata Oboy menjelaskan, akibat tidak adanya sumber air untuk mengairi lahan pesawahan, menjadi kendala bagi para petani dalam memaksimalkan pengelolaan lahan pertaniannya. Untuk itu, warga berharap agar pemerintah segera membantu nasib petani yang sangat mengharapkan saluran air itu untuk mengairi lahan pertaniannya.

“Saya berharap ada solusi dari pemerintah dalam menyelesaikan persoalan ini. Apalagi saat ini akan memasuki musim kemarau,” ungapnya

Sementara menurut katerangan Sekretaris Desa Parakanlima, Mirwanda Yamami mengatakan, pemerintah desa sudah berupaya maksimal mengajukan permohonan untuk perbaikan saluran irigasi yang jebol itu, kepada PSDA dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi. Namun, hingga saat ini bantuan ini belum juga terealisasi.

Untuk mengantisipasi ancaman gagal panen, pemerintah desa bersama puluhan warga langsung melakukan gotong royong memperbaiki saluran irigasi tersebut dengan peralatan seadanya.

“Kami bersama warga secara swadaya membuat saluran irigasi baru untuk bisa dilintasi air sepanjang 100 meter. Namun, hal ini tidak akan bertahan lama. Karena, irigasi itu hanya di pasang terpal dan bambu. Ya, seharusnya di tembok sehingga air tidak rembes,” ujarnya.

Lebih lanjut, Mirwanda menambahkan bahwa saluran sungai Leuwi Cibagong bukan hanya digunakan untuk mengairi lahan pertanian saja, akan tetapi juga kerap digunakan warga untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi dan mencuci.

“Saat ini warga merasa kesulitan untuk mencuci. Jadi sungai ini menjadi tempat utama warga untuk keperluan sehari-seharinya. Apalagi, saat ini akan memasuki musim kemarau, pasti akan banyak warga yang memanfaatkan saluran irigasi itu,” pungkas Mirwanda

Laporan : BA

Related posts

Arak Dongdang Hiasi Hajat Bumi di Desa Bendungan

Dinas PMD Lamsel Adakan Pembinaan Desa – Desa Wisata

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional