Kementrian Pariwisata Indonesia Gelar Pelatihan Masyarakat Desa Wisata

BOGOR, INFODESAKU – Dalam rangka pengembangan Desa Wisata, Kementerian Pariwisata melakukan pendampingan yaitu mengadakan pelatihan kepada Masyarakat Desa Cimande Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. acara dilaksanakan pada selasa 18 Juni 2019 di Hotel Asana Grand Pangrango Kota Bogor Acara tersebut di fasilitasi Kementrian Pariwisata, merupakan perwujudan komitmen antara pemerintah, akademisi dan masyarakat dalam pengembangan destinasi wisata desa dan percepatan terciptanya 2000 Desa Wisata Di Indonesia, dan juga pengembangan sektor pariwisata indonesia menempati peringkat pertama sebagai penyumbang devisa negara terwujud. Selasa, (18/06)

Acara dihadiri Drs.Sugiyono, M.M dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, Ir. Muhammad Falaq, M.Sc Ketua Yayasan Pusaka Bogor (Sekolah Tinggi Pariwisata Bogor), Dra. Ambar Rukmi,M.Pd Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata- Kementrian Pariwisata Indonesia, dan Aceng Sukron dari POKDARWIS Desa Wisata Cimande.

Menurut Sugiyono saat ini terdapat 35 desa wisata yang terdaftar di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bogor, dan hanya 25
desa yang aktif sebagai desa wisata.

“Diharapkan Desa Cimande, bisa berkembang sehingga akhirnya menjadi desa wisata maju dan mandiri.” harapnya.

Dra. Ambar Rukmi, M.Pd. Kepala Bidang Pengembangan Masyarakat Pariwisata dari Kementrian Pariwisata Indonesia menyampaikan beberapa hal tentang Kebijakan-kebijakan Kementrian Pariwisata dalam pengembangan desa wisata, diantaranya Desa wisata sudah seharusnya dikembangkan oleh masyarakat desa dan untuk masyarakat desa, sehingga dapat meningkatkan kapasitas masyarakat desa dan diharapkan dapat membantu peningkatan perekonomian masyarakat desa.

“Masyarakat desa diharapkan memiliki kesadaran akan potensi dan keunikan desanya sehingga dapat dikembangkan menjadi desa wisata yang menarik untuk dikunjungi. Masyarakat diharapakan juga siap menyambut wisatawan dengan semangat fiilosofi Sadar Wisata dan menerapkan tujuh unsur Sapta Pesona, yaitu Aman, Tertib, Bersih, Sejuk, Indah, Ramah-tamah dan Kenangan,” tuturnya.

Lebih lanjut, Masyarakat desa harus bisa menerapkan filosofi Sapta Pesona sebagai Host dan Guest, artinya tidakhanya menerapkan dalam konsep sebagai host atau tuan rumah dalam menyambut wisatawan, namun juga harus bisa diterapkan dalam konsep sebagai guest, apabila menjadi tamu atau berkunjung ke desa wisata atau tempat wisata lain.

“Semua pemangku kepentingan dalam pengembangan desa wisata, termasuk pemerintah dan masyarakat dalam bekerja harus dilandasi atas etos kerja 3S yaitu solid, speed dan smart Desa Wisata agar membuat dan mengembangkan “Do & Don’t yaitu norma-norma atau kebijakan untuk mendukung pariwisata dan tidak bertentangan dengan kaidah atau norma budaya desa,” imbuhnya.

Masih Kata Ambar Rukmi, Saat ditemui usai memberikan pemaparan, menurutnya mewujudkan desa wisata agar sukses berkembang dan maju salah-satunya harus melibatkan akademisi yaitu bekerjasama dengan ahlinya, para dosen yang mengajar di perguruan tinggi kepariwisataan. Selanjutnya sesuai tugas kami, kami menyelenggarakan pendampingan melalui kegiatan pelatihan. Untuk diketahui Kementrian Pariwisata dengan Kemendesa telah melakukan pendatanganan Memorandum Of Understanding (MOU) telah ada kerjasama bersama untuk melakukan tugas apa saja yang ada di daerah di desa-desa untuk mengembangkan desa wisata di Indonesia.

“Kami Kemenpar tidak memliki dana, sementara Kemendesa memliki dana yaitu dengan Dana desanya yang besar untuk dimanfaatkan salah-satunya mewujudkan desa wisata. Sedangkan peranan kami lebih fokus pada peningkatan SDMnya,” ujarnya.

Animo peserta tergolong tinggi dihadiri dari Karang Taruna, Pemangku Desa, Ibu-Ibu Dan Pemerinthanya pun turut hadir pada acara tersebut. Para peserta mendapatkan materi yang diharapkan bermanfaat untuk kemajuan desa wisatanya. Selama mengikuti pelatihan para peserta sangat interaktif diharapkan menjadi pengelola atau pemandu wisata professional serta memanfaatkan ilmu yang telah dibekali salah-satunya dalam teknik pemanduan terhadap wisatawan yang berkunjung ke desa wisata.

Sebagai salah-satu narasumber, Dani Puspitasari dirinya mengatakan sebagai pengelola atau pemandu wisatwan harus menerima dan menyambut wisatawan dengan baik, menyampaikan informasi yang baik kepada siapapun dengan tidak melihat Ras, suku dan strata sosial semuanya harus disambut baik dengan melakukan senyum, salam , sapa dan ramah tamah itu yang mesti dilakukan kepada pengunjung atau wisatawan saat tiba di lokasi wisata.

“Materi yang telah disampaikan ya diharapkan ilmu yang didapat bermanfaat untuk kemajuan desanya,” harapnya.

Sementara menurut Ketua Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM), SRI Pujiastuti, SE., M.Par akrab disapa mba Cici. Menurutnya pelatihan ini merupakan tahapan pengembangan dari kelaster desa wisata pemula selanjutnya menjadi desa wisata berkembang, Desa Wisata Cimande ini didampingi pihak akademisi dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bogor yang telah bekerjasama dengan pihak pemerintah Desa dan melibatkan unsur lainnya. Pihak akademisi berupaya membantu mewujudkan desa cimande ini menjadi desa wisata pada kelaster berkembang, mandiri dan maju.

“Tahap pertama ini dari mulai pendampingan, pihak akademisi melakukan monitoring dan evaluasi. Dengan adanya pendampingan ini diharapkan kedepannya Desa Cimande Pendapatan Asli Daerahnya (PAD) meningkat jauh lebih baik setelah dilakukan pendampingan. Desa wisatanya yang tadinya pada tingkatan kelaster pemula kami berkomitmen untuk mewujudkan desa wisatanya menjadi desa wisata yang mandiri dan maju.” Pungkasnya.

Laporan : Fauzi

Related posts

Arak Dongdang Hiasi Hajat Bumi di Desa Bendungan

Dinas PMD Lamsel Adakan Pembinaan Desa – Desa Wisata

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional