Juni ini, Provinsi Jawa Barat Akan Siapkan New Normal Secara Bertahap

CIMAHI, INFODESAKU – Tatanan baru atau disebut kelaziman baru (New Normal ), “Pada Prinsifnya adalah perubahan perilaku untuk semua komponen agar masyarakat dapat memproteksi diri dari wabah Covid19,” demikian di sampaikan Totong Solahudin selaku Kadis Satpol PP dan Damkar Kota Cimahi Saat dikonfirmasi melalui sambungan Seluler, Senin (01/06/ 2020).

Totong menambahkan, hal yang mendasar guna mencegah Covid adalah menjaga Iman dan Imunitas, biasakan cuci tangan dengan memakai sabun dalam air yang mengalir, wajib pakai masker dan tetap jaga jarak aman minimal 1 meter, hindari kerumunan.

“Pulang kerumah langsung membersihkan diri baru sapa keluarga, dan senantiasa berdoa, serta ikhtiar dengan optimal,” tambah Totong.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengumumkan 15 kabupaten/kota di Jawa Barat, pada tanggal 01 Juni 2020, akan bersiap untuk menerapkan New Normal. Karena kesiapan tersebut sudah mengacu pada kesesuaian kajian secara ilmiah dari beberapa ilmuwan.

Secara bertahap provinsi Jawa Barat akan memulai Kelonggaran dalam Psbb. Tentu ini bukan sebatas mimpi namun sebuah kenyataan yang harus diterima masyarakat ketika Virus Pandemian Kesehatan Funia Corona (Covid 19) dihadapkan berada ditengah Masyarakat.

Ketika WHO mengatakan Indonesia masih belum memenuhi kriteria Standar Kesehatan Dunia (WHO), bukan kah cukup jelas, jika kesiapan untuk mengacu Kriteria tersebut mengharuskan orang untuk tetap diam dirumah.

Dikutif dari Voa Indonesia, Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, dr. Iwan Ariawan, MS, mengatakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) memang berhasil mengurangi pergerakan masyarakat dan menekan penularan virus,

Namun berbeda dengan, dr. Dicky Budiman dari Pusat Studi Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat (CEPH) Griffith University, Australia, mengatakan pelonggaran PSBB sedianya hanya dilakukan ketika sebuah negara sudah melewati puncak kurva wabah.

dr. Dicky menyarankan pemerintah untuk mengikuti 6 kriteria dari WHO sebelum menerapkan kenormalan baru. Tiga pertimbangan pertama adalah pengawasan kuat dan penularan terkontrol; punya kapasitas deteksi, isolasi, tes, rawat, dan telusur kontak dan risiko wabah diminimalisir.

Laporan : Hermawan

Related posts

Bupati Sukabumi Hadiri Rapat Paripurna DPRD Sampaikan Dua Raperda

Wujudkan Kondusifitas Dalam Pilkades,Wabub Minta Panitia Dan Panwas Berkerja Sesuai Aturan

Puluhan Keluarga Penerima Manfaat Desa Nangka Terima BLT DD