Perguruan Tinggi Se-Kalimantan Laksanakan Training OF Trainer Bagi Pendamping Desa Wisata

BALIKPAPAN, INFODESAKU – Sejalan dengan dinamika, gerak perkembangan pariwisata merambah dalam berbagai terminologi seperti, sustainable tourism development, rural tourism, ecotourism, merupakan pendekatan pengembangan kepariwisataan yang berupaya untuk menjamin agar wisata dapat dilaksanakan di daerah tujuan wisata bukan perkotaan.

Salah satu pendekatan pengembangan wisata alternatif adalah desa wisata untuk pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dalam bidang pariwisata agar terjadi pemerataan dan peningkatan sektor ekonomi masyarakat di desa wisata dan masyarakat sekitar desa wisata.

Dengan program kerja yang dimilikinya sekaligus menginisiasi kegitana pengembangan desa wisata berbasis pendampingan melalui perguruan tinggi, maka Direktorat Pengembangan SDM Pariwisata, Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan Kemenparekraf/Barekraf di Tahun 2020 ini kembali meluncurkan program tersebut yang memasuki tahun ke-2 setelah berhasil melaksanakan program yang sama pada tahun 2019 yang lalu.

Pada tahun 2020 ini sebanyak 109 PT dari Seluruh Indonesia telah menandatangani kerja sama dengan menandatangani MoU pada 27 Februari 2020 silam. Terjadi peningkatan cukup signifikan dari total jumlah PT dan desa wisata, yang artinya program pendampingan ini memiliki manfaat yang sangat baik untuk PT dan juga desa wisata yang didampingi.

Dan merujuk dengan banyaknya minat PT untuk melakukan kegiatan pendampingan desa wisata, kemenparkeraf/Bekraf menjalin kerja sama juga dengan Kemendes PDTT dalam program kegiatan ini agar bersinergi dengan program desa melalui Dana Desa yang nantinya desa wisata berada atau bisa berafiliasi dengan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa).

Untuk menyamakan persepsi dan juga untuk lebih mempertajam pelaksanaan pendampingan supaya tepat sasaran dan bernilai guna, maka Kemenparekraf melaksanakan TOT untuk para pendamping dari seluruh perguruan tinggi yang dilaksanakan di Medan, Palembang, Jakarta, Bandung, Solo, Makassar dan Balikpapan selama bulan Juli 2020. Dan pada 22-24 Juli 2020 di Hotel Aston Bekasi dilaksanakan TOT bagi pendamping desa wisata untuk pendamping Perguruan Tinggi di seluruh Kalimantan yang sebelumnya dilaksanakan di Kota Balikpapan Kaltim namun karena masih terkendala dengan penyebaran COVID 19 yang masih tinggi maka kegiatannya dialihkan ke Bekasi Barat Jawa Barat.

Kegiatan ini dihadiri oleh 10 PT: (1) yaitu Politeknik Negeri Sambas (2). Universitas Tanjung Pura (3). Politeknik Negeri Pontianak (4). Politeknik Negeri Ketapang (5). Universitas Palangkaraya (6). Politeknik Negeri Banjarmasin (7). Universitas Lambung Mangkurat (8). Politeknik Negeri Samarinda (9). Universitas Mulawarman (10). Politeknik Negeri Balikpapan dengan total peserta yang hadir secara online 24 peserta dan offline 16 peserta. Dengan terpaksa sebagian peserta harus mengikuti TOT nya secara online karena kondisi Covid19 sehingga tidak mendapakan ijin dari PT masing-masing untuk hadir di Bekasi Jawa Barat.

Kegiatan ini menghadirkan narasumber dari Master Trainer Desa Wisata sebanyak 3 (tiga) orang, yaitu Budi Setiawan, Christian H. Rumayar, dan Dr. Firdaus Basbeth. Kegiatan ini pada saat pembukaan dihadiri oleh Bapak Dr. Wisnu Bawa Tarunajaya (Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf), dan Ibu Minarni Marbun (Kasubdit Sarana Prasarana Kemendes PDTT).

Dalam sambutannya Dr. Wisnu BT menekankan bahwa pendampingan desa wisata ini untuk mendorong dan menggerakan SDM Pariwisata agar berpartisipasi dalam pariwisata terutama di desa wisata yang difokuskan pada 2 materi yaitu CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) dan P4 (Pengembangan Potensi Produk Pariwisata) untuk EPP (Exploring, Packaging, Presentation).

Disamping itu juga menyatakan bahwa kedepannya akan dilakukan sertifikasi untuk pengelola desa wisata dan komponen usaha didalamnya seperti para pengelola homestay. Selain pengelolanya juga, desa wisata akan dilakukan sertifikasi usaha oleh Lembaga sertifikasi usaha. Oleh karenanya Direktorat PSDMP mengharapkan bahwa setiap perguruan tinggi terus secara berkelanjutan melaksanakan program pendampingan ini meskipun program dari kemenparekraf sudah.

Sementara, Ibu Minarni Marbun dalam pemaparannya menyatakan sangat menyambut baik kerjasama program pendampingan desa wisata bersama dengan Kemenparekraf dan Perguruan Tinggi, karena Kemendes PDTT memiliki Dana Desa yang disalurkan ke setiap desa yang salah satunya dialokasikan melalui BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sehingga Desa Wisata bias menjadi bagian dari BUMDes yang dapat mengalokasikan dana desa untuk pembangunan sarana prasarana pariwisata dengan besaran dananya sesuai dengan hasil kesepakatan antara unsur-unsur di desa sesuai dengan Permendes PDTT Nomor 16 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, Dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2019 Tentang Prioritas Penggunaan Dana Desa Tahun 2020.

Sementara itu para narasumber sudah menyampaikan materinya kepada para peserta yang dimulai oleh Budi Setiawan yang telah meyampaikan secara detil mengai Kerjasama programini yang melibat 3 (tiga) institusi yaitu Kemenparekraf, Kemendes PDTT dan PT, yang dinaljut dengan penjelasan Program Pendampingan termasuk proposal, pelaporan, RPP dan penjurian serta apresiasi Program Pendampingan, yang ditutup dengan materi Desa Wisata dengan menjelaskan 8 Kriteria 23 Sub Kriteria dan 79 Indikator Desa Wisata.
Lain halnya dengan Firdaus Basbeth yang menyampaikan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment) di era new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB) yang sangat-sangat penting dilaksanakan sesuai protokol kesehatan dengan masih tingginya resiko terkena Covid 19, yang juga dilanjut dengan bagaimana melakukan Pengembangan Potensi Produk Pariwisata (P4) di desa wisata melalui Exploring.

Christian H. Rumayar sebagai Pemateri pamungkas dalam kegiatan TOT ini memaparkan untuk kelanjutan tahapan dari Pengembangan Potensi Produk Pariwisata (P4) di desa wisata melalui Packaging dan Presentation, dengan tujuan untuk mengedukasi dan meningkatkan kompetensi Pengelola Desa Wisata agar memiliki pemikiran terbuka dalam pengembangan Produk/Paket Wisata dan mampu mempresentasikannya di era New Normal sehingga menjadi daya tarik wisata bagi para wisatawan.

Harapannya dari kegiatan program pendampingan desa wisata ini adalah agar dapat mempersiapkan SDM dan segala sesuatu yang berhubungan didalamnya, juga akan mampu meningkatkan kualitas pengelolaan pariwisata yang dimulai dari desa wisata yang pada akhirnya masyarakat merasakan manfaat kesejahteraan sebenarnya dalam prioritas pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

 

#majulahdesawisataindonesia

 

Laporan : RF/EP

Related posts

Pentas PAI Tingkat Jabar, BUPATI” Lahirkan Generasi Bangsa Berkuwalitas Perkuat Nilai Akidah DI Era Moderensasi”

Pemerintahan Desa Kecapi Melaksanakan Pemilihan Kepala Desa Antar Waktu

Penyaluran BLT DD Tahap II Tahun 2023 Desa Tugumulyo Berjalan Kondusif