Artikel ilmiah efektivitas program belajar dari rumah

JAKARTA, INFODESAKU – Pada tanggal 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang tidak diketahui etiologi di kota Wuhan, Provinsi Hubei, China. Kasus pneumonia atau coronavirus tersebut meluas sampai ke banyak negara diseluruh dunia, hingga akhirnya WHO sebagai organisasi kesehatan dunia menetapkan kejadian tersebut menjadi pandemic. Sedangkan kasus virus corona yang sudah terkonfirmasi di Indonesia, per – tanggal 24 September 2020 data yang terkena COVID-19 di Indonesia mencapai 257.000 orang positif terjankit virus corona, 9,977 orang Meninggal dunia, dan 188.000 orang terkonfirmasi sembuh yang tersebar di seluruh wilayah di Indonesia. Untuk wilayah yang paling rentan terpapar virus corona (COVID-19) yaitu wilayah ibukota DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sulawesi Selatan yang jumlah kasusnya paling tinggi di Indonesia.

Dalam hal ini Pemerintah Indonesia diwakili oleh Gugus Tugas Penanganan COVID-19 melakukan upaya pencegahan kepada masyarakat, seperti Membersihkan tangan dengan sabun secara teratur, Menggunakan masker saat keluar rumah, Menjaga jarak, Membatasi diri terhadap interaksi dengan orang lain, Berganti pakaian ketika sehabis keluar rumah, Menerapkan pola hidup sehat dan bersih (PHBS). Melalui surat edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus Disease (COVID-19). Dimana point kedua dalam surat edaran tersebut tertera bahwa proses belajar dari rumah dilaksanakan dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Belajar dari rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan; 2. Belajar dari rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19; 3. Aktivitas dan tugas pembelajaran belajar dari rumah dapat bervariasi antar siswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses/fasilitas belajar di rumah; 4. Bukti atau produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan memberi skor/nilai kuantitatif.

Oleh karena itu, Pemblajaran saat ini dilakukan via Aplikasi seperti Whatsapp, Telegram, Google Meet Dan Zoom. Seperti sekolah SDN Karangsari 1 Kota Tangerang dalam hal ini penulis mengukur tingkat efektifitas program belajar dari rumah, dapat diketahui, Berdasarkan pembahasan mengenai penelitian yang dilakukan peneliti dengan teori yang digunakan, maka dapat disimpulkan bahwa Efektifitas Program Belajar dari rumah pada siswa SDN 1 Karangsari Kota Tangerang cukup efektif dilakukan dengan persentase mencapai 54,7% (dibulatkan 55%) dari angka paling tinggi dalam hipotesis, yaitu 60%. Dan dalam pengujian indikator teori yang digunakan, dimana masing – masing indikator mempunyai nilai hasil perindikator mencapai, yaitu kemampuan menyesuaikan diri (53,19%), prestasi kerja (46,77%), kepuasan kerja (46,97%), ,indikator kualitas (48,26%) dan indikator penilaian dari pihak luar (49,26%). Indikator – Indikator tersebut mempunyai nilai satu dengan yang lainnya tidak beda jauh, sehingga indikator terendah adalah prestasi kerja. Hal ini dikarenakan responden yang kurang dalam memahami metode pendidikan online, sehingga tingkat pemahaman materi yang diberikan menjadi tidak maksimal

Laporan : Reza

Related posts

Bangkit Pasca Pandemi Penjualan Mobil Niaga Bekas Makin Menggeliat

Ini Penjelasan Ibu Tuti Selaku Penjual Tanah seluas 4.173 M³ Yang di Klaim Warga

Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Camat Bilang Begini