Beberapa Komunitas di Kabupaten Sukabumi Gelar Diskusi Tanpa Judul

SUKABUMI, INFODESAKU – Berbagai Komunitas yang ada di wilayah kabupaten Sukabumi menggelar kegiatan Diskusi Tanpa Judul. Diskusi tersebut membahasas berbagai macam yang berkaitan dengan Kebudayaan Jawabarat, di Palagan, Kecamatan Parungkuda. (03/04/2018).

Pemerhati Kebudayaan Jawa Barat, Abah Ruskawan menilai kondisi Monumen Palagan Perjuangan Bojongkokosan, di Jln. Siliwangi Km. 27, Parungkuda, Kabupaten Sukabumi, terkesan ditelan bumi.

Padahal, menurutnya lokasi tersebut merupakan saksi sejarah para pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan dulu, yang di harapkan khususnya kepada Pemerintah Kabupaten Sukabumi segera merevitalisasi kawasan tersebut.

“Palagan seperti hilang ditelan bumi. Padahal, lokasi ini merupakan monumen perjungan Jawa Barat dan monumen Siliwangi,” ujar Abah Ruskawan yang dalam Acara diskusi tersebut Abah memberikan berupa buku secara simbolis kepada Kasi Disbudpora.

Dikatakan Abah, pria yang menjabat Ketua Bidang Budaya Paguyuban Pasundan itu mengatakan, kondisi tersebut bisa disebut lantaran perhatian pemerintah terhadap situs sejarah ini dinilai masih kurang. Karena, wajar saja jika rasa memiliki atau pun pemahaman akan sejarah ini masih kurang juga.

“Salah satu upaya untuk merevitalisasi monumen ini yaitu bisa diisi dengan kegiatan yang berkaitandengan perjuangan dulu. Juga bisa melibatkan para tokoh Jawa Barat untuk turun juga mensukseskan acara tersebut,” harapanya.

Sementara itu, Budi Arya selaku Ketua Gabungan Pers Sukabumi (GPS), dirinya menyampaikan, bahwa kegiatan Diskusi Tanpa Judul ini, diawali dari rekan-rekan komonitas melihat kondisi keberadaan situs yang bernilai sejarah tinggi ini dengan kondisi sekarang ini sangat memprihatinkan, dibutuhkan peranan dari berbagai elemen untuk menjaga kelestarian dan ikut memelihara cagar budaya ini karena peninggalan sejarah yang sangat besar.

“Keberadaan sejarah Palagan Bojong Kokosan ini, yang konon katanya sebelum terjadinya pertempuran Bandung lautan api, terjadi dulu di sini, dan kejadian bersejarah Palagan ini di Indonesia cuman ada dua, satu letaknya di Ambarawa dan yang kedua di Palagan Bojong Kokosan. Saya dengan diskusi tanpa judul ini yang alhamdulilah bisa menghasilkan kesepemahaman tentang bagaimana situs palagan ini bisi memiliki daya tarik tersendiri dan bisa terpublikasikan hingga mendunia,” bebernya.

Sementara itu, Ketua Yayasan Palagan, Sigar Silitonga Opj mengajak untuk membuktikan kepedulian terhadap kelestarian Monumen Perjuangan Palagan ini. Dan mengharapkan kepada pemerintah untuk dapat mendukung penuh upaya tersebut.

“Dari masa Bupati sebelumnya, berbagai upaya untuk mengenang dan memperkenalkan lokasi sudah diupayakan. Namun, sampai saat ini belum ada tanggapan juga,” lanjutnya.

Lebih lanjut, Ia menjelaskan, bahkan sebagai upaya nyata pihaknya juga sudah menawarkan beberapa konsep salah satunya dalam penataan lokasi tersebut percis seperti dulu. Pengajuan nama para pahlawan untuk dijadikan nama jalan yang ada di Sukabumi juga sempat diajukan. Namun, hingga saat ini belum terlealisasi.

“Dari dulu kita sudah usulkan tapi sampai saat ini tidak ada tanggapan. Monumen Perjuangan Palagan diresmikan oleh Gubernur Jawa Barat pada bulan November 1992. Diatas prasasti peresmian tersebut, tertulis kalimat indah yang berbunyi “Bagi pejuang tak ada satu kepuasaan kecuali hasil perjuangannya diteruskan oleh generasi selanjutnya”.” Pungkasnya.

Laporan : BA

Related posts

Dilakukan Penilaian, RW 11 Desa Wanaherang Sebagai Perwakilan Kabupaten Bogor Lomba Siskamling

Dinas PMD Lamsel Adakan Pembinaan Desa – Desa Wisata

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional