Bersama UPT Puskesmas Pakuhaji, KPA Kabupaten Tangerang Sosialisasikan Bahaya HIV dan Aids di Dadap Ceng’in

TANGERANG, INFODESAKU – Lonjakan peningkatan temuan kasus HIV dan AIDS di Pantura akibat meningkatnya jumlah hotspot (lokasi rawan, red) misalnya, hotspot tersebut panti pijat dan warung remang-remang. Membuat Komisi Penanggulangan HIV dan Aids merasa terpanggil untuk terjun langsung jemput bola ke lokalisasi Dadap Ceng’in Kosambi memberikan sosialisasi pencegahan dan bahaya virus HIV dan AIDS, Kamis (19/07).

Abdul Haris selaku petugas lapangan (PL) mengatakan dampak ditutupnya lokalisasi Dadap membuat hotspot bertambah banyak.

“Pasalnya para pekerja seks komersil (PSK) yang biasanya mangkal di Dadap kini mulai menerima tamunya langsung di kost, hotel dan kontrakannya sendiri, yang terbesar di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Kabupaten Tangerang,” jelasnya.

Sementara Hady Irawan Aktivis KPA Kabupaten Tangerang lainnya mengatakan untuk pencegahan sekaligus penanggulan melonjak kasus HIVdanAIDS ini Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang menambah empat klinik Perawatan Dukungan Pengobatan (PDP) HIV dan AIDS yakni Puskesmas Kosambi, Puskesmas Mauk, RSU Pakuhaji dan Puskesmas Kuta Bumi. “Kami berharap kepedulian dari aparatur Kecamatan dan Kelurahan atau tingkat Desa agar bahaya kasus HIV dan AIDS dapat disosialisasikan,” pintanya.

Ditempat yang sama, Petugas Lapangan (PL) Usen JR menambahkan, bahwa pemeriksaan HIV dan AIDS dilakukan tim langsung ke pekerja hiburan malam sekaligus sosialisasi  dampak bahaya HIV danAIDS.

“Tahun 2017 data KPA Provinsi Banten sudah ada sekitar 4200 orang yang terinveksi HIV dan Aids, dimana yang tertinggi ibu-ibu rumah tangga baik-baik karena suaminya mungkin suka jajan,” ujarnya.

“Sebagai pekerja sosial sejak Tahun 2010 di komisi penanggulan HIV dan Aids Kabupaten Tangerang, pemerintah belum maksimal memperhatikan dan belum memberi kemudahan pada kami dalam bertugas sosalisasi dan pencegahan HIV dan Aids,” ungkapnya.

Terpisah, kepala tim UPT Puskesmas Kecamatan Pakuhaji dr. Asri mengatakan tujuan kita Mobile Visit langsung ke lokalisasi tujuanya merupakan pencegahan agar tidak terkena Virus HIV dan bagaimana tindakan lanjutannya jika sudah terinveksi.

“Tidak ada kesulitan dalam pemeriksaan ini karena mereka terbuka saat diwawancara. Kita bukan cari korban tapi pencegahan dan memutus mata rantai,” singkatnya.

Laporan :
Usen JR/Abdul Haris

 

Related posts

Dilakukan Penilaian, RW 11 Desa Wanaherang Sebagai Perwakilan Kabupaten Bogor Lomba Siskamling

Pasar Kalianda di H-5 Hari Raya Idhul Fitri 2023, Pengunjung meningkat 75%

Jaga Ekosistim, Kodim Lampung Timur Tanam 1000 Pohon Mangrove