Kemenpar Gelar Diklat Bagi Pengelola Homestay di Lampung

BANDAR LAMPUNG, INFODESAKU – Guna meningkatkan ketersediaan amenitas bagi para wisatawan yang berkunjung ke Lampung, Pemda Provinsi Lampung melalui Dinas Pariwisata melaksanakan Pelatihan Pengelola Homestay yang bertempat di Hotel Bukit Randu, Bandar Lampung pada Kamis (25/07) lalu.

Pelatihan sehari ini diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari pemilik dan pengelola homestay, perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan pelaku usaha pariwisata di desa wisata.

Kegiatan pelatihan secara resmi dibuka oleh Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Provinsi Lampung Qudrotul Ikhwan yang dalam sambutannya menyatakan rasa terima kasih kepada Kemenpar atas terselenggaranya diklat pengelolaan homestay yang menurutnya sangat berguna dalam meningkatkan kapasitas para pengelola homestay untuk dapat menyediakan sarana amenitas yang baik di desa wisata.

Narasumber Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Republik Indonesia yang juga akademisi Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti Jakarta, Rina Fitriana, dalam paparannya menekankan para pengelola untuk mengedepankan kebudayaan dan kearifan lokal dalam operasional homestay nya.

“Dengan adanya homestay, ada banyak cara untuk mengenalkan kebudayaan dan produk lokal kita kepada wisatawan. Misalkan dengan mengikutkan makanan khas yang terbuat dari bahan pangan setempat ke dalam menu hidangan homestay kita. Dengan begitu kan para petani, peternak, dan pemasok bahan pangan di daerah tersebut juga ikut diuntungkan, sehingga efek ekonomi yang dihasilkan dari homestay untuk masyarakat akan lebih besar dan luas,” paparnya.

Pelatihan ini juga menampilkan narasumber Ujang Sobari dari Kemenpar yang dalam paparannya membahas tentang Desa Wisata dan Wisata Pedesaan. Ujang menyatakan bahwa dalam sebuah desa wisata, segala aktivitas penduduknya bisa dijadikan atraksi sehingga sebuah atraksi tidak terbatas pada bentuk kesenian saja.

“Bahkan menangkap bebek aja bisa jadi atraksi, Pak. Untuk Bapak dan Ibu yang sudah biasa mungkin lucu, tapi wisatawan mau membayar untuk merasakan pengalaman mengejar dan menangkap bebek,” terangnya disambut gelak tawa peserta. Pada sesi terakhir, dihadirkan narasumber perwakilan IGHMA Provinsi Lampung, yang memberikan materi mengenai Pelayanan Prima dalam Bisnis Pariwisata.

Rarmad Haryadi selaku Kepada Bidang Pengembangan dan Destinasi Dispar Provinsi Lampung secara terpisah menyatakan bahwa keinginan belajar masyarakat di desa wisata sangatlah besar, sehingga pelatihan-pelatihan seperti ini sangat ditunggu oleh masyarakat.

“Diharapkan dengan adanya pelatihan semacam ini, masyarakat bisa menjadi tuan rumah yang lebih baik sehingga akan menambah minat wisatawan untuk berkunjung dan melakukan kunjungan ulang ke Provinsi Lampung.” pungkasnya.

Laporan : EPF

Related posts

Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Camat Bilang Begini

Pemdes Bantar Jati Bersama Masyarakat Laksanakan BBGRM XX 2023 di Dua Titik

Ini Kata Kades Agom Maryono Di Akhir-Akhir Jabatannya