BKKBN Kebut Sosialisasi Pencegahan Stunting Dari Hulu

GARUT, INFODESAKU – Dalam upaya memenuhi target Pemerintah menurunkan prevalensi hingga 14% pada tahun 2024. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) gencar melakukan sosialisasi pencegahan stunting mulai dari hulu. Kali ini sosialisasi digelar di GOR PGRI Kecamatan Selaawi. Minggu, (17/07)

Sosialisasi tersebur diselenggarakan bersama mitra kerja BKKBN yang dihadiri sekitar 150 peserta yang terdiri dari komunitas generasi berencana (Genre),Remaja, siswa, mahasiswa, serta ibu-ibu muda dengan pembicara,Drs Eli Kusnaeli MMPd (penyuluh KB ahli utama BKKBN), Prof. Dr. H. Momod Abdul Somad, M.Pd (Akademisi Praktisi), Elma Triyulianti S.Psi, MM,Psi (Kabid KS BKKBD Provinsi Jawa Barar) dan Drs. Rahmat Wibawa MSi ( Sekdis DPPKBP3A Kabupaten Garut.

Usai sosialisasi, Eli Kusnaeli mengatakan kondisi stunting secara nasional saat ini masih tinggi yakni diangka 24 persen masih jauh diatas standar yang ditetapkan WHO sebesar 15 persen, hal itu menjadi tanggungjawab bersama pemerintah dengan seluruh stakeholder agar angka stunting bisa ditekan.

“Sosialisasi harus digencarkan mulai hulu dalam artian memberikan pemahaman tentang arti pentingnya hidup sehat terhadap generasi muda, terutama pasangan usia subur maupun PUS calon pengantin guna mencegah bayi stunting”, jelasnya.

Sementara Elma Triyulianti mengungkapkan ada berbagai faktor penyebab terjadinya stunting yang harus diketahui masyarakat, selain perilaku pascakelahiran serta kultur yang selama ini terjadi, air dan sanitasi juga harus diperhatikan.

“Penyuluhan bagi pasangan yang akan menikah juga harus ditingkatkan guna mencegah terjadinya pernikahan dini, dimana di Indonesia masih cukup tinggi. Padahal itu sangat beresiko terjadinya stunting”, ungkapnya.

Rahmat Wibawa menyebutkan angka stunting di Kabupaten Garut dari hasil pencarian 15,1 persen, Diharapkan pada akhir tahun ini angka tersebut bisa ditekan lagi rendah bahkan menjadi 0 persen.

“Upaya yang dilakukan untuk menekan stunting salahsatunya dengan cara sosialisasi yang masif terutama dikalangan remaja dan calon pasangan muda. Sosialisasi juga dilakukan lewat posyandu, PKK dan elemen lainnya yang melibatkan ibu dan remaja”, pungkasnya.

Selain itu pencegahan stunting bisa dilakukan melalui pendampingan pada remaja sebelum menikah, pendampingan ibu hamil dan pendampingan saat bayi lahir hingga menginjak usia dua tahun.

 

 

Laporan : Bhegin

Related posts

Festival Panen Hasil Belajar Sekolah Penggerak SDN 01 Trans Batumarta VII

Hari Lahir Pancasila, Warga Desa Tajimalela Tersenyum Lebar

Pastikan Pembagian Bantuan Beras Berjalan Lancar, Petugas Lakukan Monitoring