Falsafah Sunda Dalam Politik Iman Adinugraha

SUKABUMI, INFODESAKU – Kabupaten Sukabumi adalah termasuk kepada salah satu wilayah Tatar Pasundan di Jawa Barat ini. Dan juga sebuah kabupaten yang sangat penuh dengan peninggalan sejarah dan kebudayaan masa lampau. Sukabumi ini pun menjadi primadona dari jaman kejaman, karenanya banyak wisatawan dari dalam dan luar negeri berkunjung ke Sukabumi. Apalagi sukabumi masuk dalam warisan peradaban dunia atau Geoprak Cileutuh Palabuhanratu oleh UNESCO (United Nations of Educational, Scientific, and Cultural Organization).

Disamping itu, di Sukabumi pun lahir beberapa orang politikus yang melanglang buana namanya. Salah satunya Iman Adinugraha, SE, Akt, CA. Yang belakangan ini digadang-gadang oleh netizen sukabumi untuk ikut kontestasi Pemilihan Kepala Daerah (PILKADA) 2020 nanti. Iman memang punya karakter dan gaya sendiri dalam soal demokrasi politik. Dari tahun 1998 hingga sekarang memantapkan dirinya di kancah politik dengan Bendera Partai PAN (Partai Amanat Nasional). Dan juga pernah tercatat sebagai Ketua DPD (Dewan Pimpinan Daerah) PAN selam tiga Priode serta Anggota Dewan Kabupaten Sukabumi dua Priode. Dan segudang Prestasi Organisasi lainnya Beliau Kantongi.

Putra daerah asli kelahiran Palabuhanratu ini memang punya mimpi yang “besar” untuk Sukabumi ini. Karir politiknya memang selalu diperhitungkan dari waktu kewaktu. Politikus sejati ini saat di konfirmasi oleh Media Infodesaku di Dapoer Muara Kenari Citepus Palabuhanratu. Beliau menjelaskan panjang lebar tentang falsafah sunda dalam dunia politiknya, asli putra Palabuhanratu sebagai Ibu Kota Kabupaten sukabumi dan juga sebagai penduduk Jawa Barat yang nota bene menjalankan falsafah sundanisme untuk tatanan kehidupan sosial berbangsa dan bernegara.

“Saya berjuang dan berkiprah di dunia politik ini dengan tujuan untuk mencapai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, khusunya untuk wilayah saya sendiri yaitu Kabupaten Sukabumi. Dalam Politik banyak perbedaan pandangan dan lain-lain. Tapi bagi saya sendiri menyikapi perbedaan politik dan dinamika politik dengan teori falsafah Sundanisme sebagai orang Jawa Barat yaitu; Saling Asah, Saling Asih, Saling Asuh. Tiga konsep ini juga sangat sejalan dengan nilai-nilai Pancasila dari Lima sila Pancasila yaitu; 1. Ketuhanan Yang Maha Esa. 2. Kemanausian Yang Adil Dan Beradab. 3. Persatuan Indonesia. 4. Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. 5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. Banyak poin pentingkan disitu yang sangat berharga sekali. Selain untuk dijadikan pandangan hidup dalam bersosial juga bisa dijadikan pandangan dalam berpolitik. Agar kerangka poltik kita atau saya pribadi tidak keluar dari aturan-aturan nilai tadi. Indahnya Negara Kesatuan Republik Indonesia ini, jika kita mampu memahami poin-poin tersebut”. Jelas Iman Adinugraha pada Infodesaku. Minggu (06/10/2019).

Dihari libur ini Alhamdulillah kami bisa berbincang-bincang hangat dengan Politukus asli Palabuhanratu ini Iman Adinugraha yang juga menjabat sebagai Bendahara Umum di DPW (Dewan Pimpinan Wilayah) PAN (Partai Amanat Nasional) Jawa Barat. Dengan kesibukannya yang padat beliau tetap bisa memberikan waktu dan menjawab setiap pertanyaan yang kami lontarkan dengan senyum dan ramh tamah. Dan ternyata prinsip poltikya sangat kuat dengan nilai-nilai kesejahteraan sosial yang beliau impikan selama ini.

“Selain itu, Prinsip saya dari dulu ingin terciptanya kesejahteraan sosial diwilayh sukabumi ini dengan lebih meningkat lagi. Karena potensi-potensi untuk peningkatan kesejahteraan sosial itu sangat mendukung sekali. Secara umum, contoh disetiap daerah punya potensi masing-masing yang bisa dikembangkan, Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah sudah banyak memberikan program-program itu, semoga tepat sasaran dan tepat guna untuk menciptakan kesejahteraan sosial. Dan pemerataan infrastruktur juga harus terus ditingkat di Kabupaten Sukabumi ini. Kalau sudah saling bergandeng tangan bersama. Saling Asah yaitu saling dukung dan saling menajamkan kepekaan bukan menajamkan permasalahan, dan saling mengingatkan untuk sebuah kebaikan. Saling Asih, yaitu saling mengapresiasi dan saling memberikan peluang untuk sebuah kemajuan bersama sehingga perbedaan pandangan bukan lagi menjadi masalah yang kursial, kita harus bisa saling mengisi, menguatkan, dan saling melengkapi. Saling Asuh, yaitu kita saling bina bukan “binasakan”, kita bisa saling memberikan contoh-contoh postif dalam segala hal untuk generasi kita, saling memahami dan mengerti sehingga tercapai sebuah tujuan bersama untuk kebaikan bersama pula tentunya. Jika konsep ini bisa kita jalankan maka akan tercapai pula poin-poin pengamalan Pancasila itu. Dan semua ini harus dilandasi atas dasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Begitu pun dalam kontestasi politik, bagi saya bukan menang atau kalah. Tapi, seberapa besar manfaat kehadiran kita dalam kontestasi politik itu, begitu pun dengan Pilkada 2020 nanti. Masalah pilkada saya masih setia mantau perkembangan dan dinamikanya. Siapapun yang terlibat atau yang terjun ke Pilkada nanti semoga menjunjung tinggi nilai-nilai kesejahteraan sosial nantinya, dan juga terus mengangkat nilai-nilai kearifan loka Sukabumi.” Pungkasnya.

Laporan : RS.

Related posts

Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Camat Bilang Begini

Pemdes Bantar Jati Bersama Masyarakat Laksanakan BBGRM XX 2023 di Dua Titik

Ini Kata Kades Agom Maryono Di Akhir-Akhir Jabatannya