HMI KAHMI Pamekasan Gelar Aksi Solidaritas Penggalangan Dana Untuk Pengidap Penyakit Limfangioma

PAMEKASAN, INFODESAKU – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Krop Alumni HMI ( KAHMI) Pamekasan, Madura, Jawa Timur menggelar aksi solidaritas penggalangan dana untuk biaya operasi balita pengidap penyakit Limfangioma, Yakni tumur jinak yang menyerang anak-anak dan bayi yang baru lahir. Rabu (25/12/2019).

Nur Anisa Maharani bayi malang yang didiagnosa mengidap penyakit Limfangioma ini anak dari pasangan suami istri Khoirotun Nisa’ (22) dan Abd Rouf (22) warga Jalan Bazar, Kelurahan Jungcangcang, Pamekasan saat ini kondisinya memprihatinkan

Aksi solidaritas ini berbentuk penggalangan dana dilakukan oleh aktivis HMI dan MD KAHMI Pamekasan, kegiatan ini digela di sekitaran area monumen Arek Lancor Pamekasan. Aksi ini melibatkan aktivis HMI KAHMI, dan sasaran penggalangan dana yakni para pengendara kendaraan bermotor dan mobil yang melintas di jalan raya itu.

Para aktivis HMI KAHMI ini membawa kardus dengan gambar Annisa yang ditempel bagian luar bertujuan untuk menggugah hati para pengendara, dengan tujuan mereka iba dan menyisakan sebagian uang uktuk balita yang lagi menderita itu.

Salah satu MD KAHMI yang sekaligus anggota DPRD Kabupaten Pamekasan Ali Maskur, merelakan untuk terjun langsung kelapangan untuk berpartisipasi dalam penggalangan dana ini.

Menurutnya, bahwa kegiata ini akan berlangsung untuk beberapa hari ke depan. Kegiatan penggalangan dana ini cukup mendapatkan perhatian dari pengguna jalan, terbukti dalam beberapa hari bantuan uang didapat cukup besar,”ungkapnya

“Rani” anak ini biasa disapa, sudah menderita penyakit tumor itu sejak tujuh bulan lalu. Ia mengalami bengkak di kaki kirinya, dan hasil diagnosis dokter menyebutkan bahwa yang bersangkutan menderita Limfangioma,” terangnya

Ia menuturkan, Berbagai upaya telah dilakukan untuk kesembuhan anak pertamanya itu, termasuk membawa bayinya ke RSUD Dr Soetomo Surabaya. Namun, hingga kini tidak tampak perubahan signifikan pada penyakit Rani.

“Pihak keluarga merasa khawatir penyakit yang dialami Rani menyebar ke organ tubuh lainnya dan bisa mengancam nyawanya bila operasi tidak secepatnya dilakukan,” jelasnya

Mestinya, jika merujuk pada penyakit yang diderita Rani, balita ini sudah selayaknya dilaksanakan tindakan operasi. Namun karena pihak keluarga menggunakan BPJS, barangkali itu menjadi sebuah alasan peroses tindakan operasi Rani menjadi terhambat.

“Orang tua Rani, Khoirotun Nisa menyampaikan pada kami, beberapa waktu lalu, setiap Minggu membawa buah hatinya itu ke RS Dr Soetomo untuk mengontrol keadaannya, tapi belakangan hanya sebulan sekali, karena tidak memiliki cukup uang,” pungkasnya

Laporan : Chalik

Related posts

Jalin Sinergitas Bersama Tokoh Agama, Babinsa Nagrak Hadiri Wisuda Santri

Bangkit Pasca Pandemi Penjualan Mobil Niaga Bekas Makin Menggeliat

Ini Penjelasan Ibu Tuti Selaku Penjual Tanah seluas 4.173 M³ Yang di Klaim Warga