Akademisi Pendamping Desa Wisata di Sulawesi dan Papua Ikuti Pelatihan Kemenparekraf

JAKARTA, INFODESAKU – Untuk menunjang program Kementerian Pariwisata dalam memajukan sektor Pariwisata Indonesia, salah satunya dengan jalan menggairahkan pembangunan Pariwisata secara produktif dan berkesinambungan serta melibatkan segenap unsur dan komponen kepariwisataan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) kembali mengadakan Training of Trainers (ToT) bagi Akademisi Pendamping Desa Wisata yang bertempat di Hotel Premier Best Western Jakarta, pada hari Senin-Rabu (27-29/07/2020).

Kegiatan ini merupakan awal dari program “Pemberdayaan Desa Wisata Berbasis Masyarakat” yang diselenggarakan atas kerjasama Kemenparekraf dengan Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi serta perguruan tinggi negeri dan swasta di seluruh Indonesia. Tujuan dari program ini adalah untuk meningkatkan peringkat desa wisata binaan masing-masing Perguruan Tinggi. Adapun narasumber dalam kegiatan ini diambil dari tim Master Trainer Kemenparekraf, yang menyampaikan materi CHSE (Cleanliness, Health, Safety dan Environmental Sustainability), Pelayanan Prima, Sadar wisata, serta Exploring, Packaging dan Presentation dalam Pengembangan Potensi Produk Pariwisata.

Kegiatan dibuka oleh Wisnu Bawa Tarunajaya selaku Direktur Pengembangan SDM Pariwisata Kemenparekraf, dihadiri oleh para akademisi perguruan tinggi yang berasal dari Sulawesi, Maluku dan Papua. Acara diawali dengan paparan Minarni Marbun Kasubdit Sarana Prasarana Telekomunikasi Ditjen Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertingga dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Republik Indonesia, yang di saksikan oleh 37 peserta online dan 22 peserta offline yg berasal dari kawasan Indonesia Timur.

Dalam sambutannya Marbun menyatakan bahwa Kemendes PDTT menyambut baik segala kerjasama yang memungkinkan desa untuk maju lebih cepat.

“Dengan begini kita bisa berkoordinasi untuk sama-sama mengembangkan desa wisata yang ada di seluruh Indonesia, khususnya desa-desa yang memang berada di destinasi super prioritas seperti yang sudah ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.

Tarunajaya dalam sambutannya mengatakan bahwa pandemi Corona Virus Desease 19 (Covid-19) yang melanda seluruh dunia membuat sektor pariwisata harus bersiap dengan protokol kesehatan yang diperlukan dan hal ini pun berlaku untuk desa wisata.

“Itu sebabnya saat ini dalam materi pelatihan ditambahkan materi CHSE yang sangat diperlukan oleh masyarakat di desa wisata,” terangnya.

Seluruh rangkaian kegiatan ini dilakukan dengan mengikuti prosedur kesehatan demi pencegahan penularan Covid-19 diantaranya dengan mewajibkan semua peserta, panitia dan narasumber melakukan tes rapid sebelum kegiatan dimulai, serta senantiasa mengenakan masker dan mengatur jarak satu sama lain.

 

Laporan : RF/EPF

Related posts

Puisi Puisi Soleh Sohih

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional

Ini Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan Penumbra