Kemenparekraf Siapkan SDM Desa Wisata di Yogyakarta Melalui Pendampingan Perguruan Tinggi

YOGYAKARTA, INFODESAKU – Dalam rangka mempersiapkan Desa Wisata menghadapi masa adaptasi kebiasaan baru, Direktorat Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (PSDM Kemenparekraf) bekerjasama dengan beberapa Perguruan Tinggi mengadakan Kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pendampingan Desa Wisata Regional IB (Jawa) di Hotel Harper Maangkubumi, Yogyakarta pada tanggal Selasa (29/09/2020).

Bimtek ini merupakan fasilitasi Kemenparekraf untuk 109 (seratus Sembilan) Perguruan Tinggi yang mengikuti Program Pendampingan oleh Akademisi, diantaranya yang berlokasi di Yogyakarta adalah Universitas Gunungkidul, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Pariwisata (STIEPAR) API Yogyakarta, Akademi Pariwisata (Akpar) Darma Nusantara Sakti Yogyakarta, dan Universitas BSI. Adapun peserta diambil dari Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) pengelola masing-masing Desa Wisata tersebut berjumlah 120 (seratus dua puluh) orang. Materi yang diberikan dalam Bimtek ini meliputi CHSE (Cleanliness, Health, Safety and Environment Sustainability) dan materi pemasaran (Exploring, Packaging and Presentation). Narasumber Bimtek diambil dari Akaademisi masing-masing Perguruan Tinggi yang sebelumnya telah mengikuti Training of Trainers (ToT) yang dilaksanakan di 7 (tujuh) titik di seluruh Indonesia

Sambutan sekaligus pembukaan dari Kepala Dinas Pariwisata Provinsi (Kadisparprov) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Singgih Raharjo yang menyampaikan bahwa di Yogyakarta terdapat 121 (seratus dua puluh satu) Desa Wisata. Kita harus naikkan kasta desanya sebagai desa yang mandiri. DNA Yogyakarta adalah Budaya, yang bisa dipakai sebagai pendidikan di Pariwisata & Pertanian.

“Desa Wisata akan menjadi destinasi yang sangat diminati banyak wisatawan, Syaratnya kita harus memberikan pelayanan prima (service excellence) dan (hal tersebut) harus diperkuat dan dibiasakan ke semua masyarakat di dalam Desa Wisata tersebut. Semua harus memiliki komitmen yang sama. Desa Wisata harus mempunyai keunikan masing-masing, dan saling menguatkan antar desa. Kita bisa bekerjasama dalam menjual aktivitas masyarakat desa tersebut,” terangnya.

Kemenparekraf yang diwakili oleh Fungsional Madya Denny Farabi menyampaikan bahwa Sapta Pesona adalah value dari pariwisata Indonesia, dan walaupun pelayanan prima terlihat kecil akan tetapi memiliki dampak yang luar biasa luar biasa. Pelayanan menjadi faktor utama untuk membuat bahagia para tamu sehingga kita harus memaksimalkannya.

Demi keamanan semua pihak yang terlibat, Bimtek ini dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan 3M yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun/menggunakan hand sanitizer, dan menjaga jarak fisik selama kegiatan berlangsung. Sebelum Bimtek dimulai, seluruh Peserta dan Panitia serta Narasumber juga mendapatkan tes rapid dan baru dapat mengikuti kegiatan setelah dinyatakan hasil tesnya non-reaktif.

 

Laporan : RF/EPF

Related posts

Peringati Hari Kebangkitan Nasional, Camat Bilang Begini

Pemdes Bantar Jati Bersama Masyarakat Laksanakan BBGRM XX 2023 di Dua Titik

Ini Kata Kades Agom Maryono Di Akhir-Akhir Jabatannya