Libatkan Masyarakat, BUMDes Bina Mandiri Pamalayan Maju Pesat

GARUT,  INFODESAKU – Sejatinya BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) yang ada di setiap pelosok Desa di Indonesia dengan visi dan misi nya merupakan upaya pengembangan ekonomi pedesaan, keterlibatan masyarakat dan tata kelola yang baik dan benar dari pengelola BUMDes itu sendiri dengan prinsip membangun kebersamaan, maka akan di dapatkan hasil yang memuaskan. Namun tak bisa dipungkiri juga banyak faktor yang menyebabkan kurang berhasilnya program-program tersebut. Hal tersebut kembali lagi kepada sumber daya manusia dalam mengelola program BUMDes tersebut.

Jika mekanisme kelembagaan ekonomi di pedesaan tidak berjalan efektip sehingga berimplikasi ketergantungan terhadap bantuan pemerintah yang dapat mematikan semangat kemandirian.

BUMDes Bina Mandiri yang dimiliki oleh Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, boleh dikatakan cukup berhasil dalam tata kelola nya. Dikatakan demikian, karena BUMDes tersebut melibatkan peran serta dan cara pendekatan proaktif kepada masyarakat sehingga mampu menggerakkan roda perekonimian di desanya.

Seperti dikatakan Sutisna S.IP,  Kepala Desa Pamalayan, melalui perdirian kelembagaan ekonomi Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) yang dikelola sepenuhnya oleh masyarakat desa.

“BUMDes didirikan tidak lagi atas dasar instruksi Pemerintah, tetapi harus didasarkan pada keinginan masyarakat desa itu sendiri. Seperti halnya dengan BUMDes Bina Mandiri itu sepenuhnya dikelola oleh masyarakat,” ujar Sutisna saat ditemui diruang kerjanya.

Masih kata Sutisna, Ia menambahkan tahun 2017 yang lalu kami memberikan modal awal sebesar Rp. 100 juta rupiah. Itu untuk modal membuka warnet, agen pulsa, agen pembayaran listrik baik yang memakai pulsa maupun sistem KWH, pengadaan alat-alat ATK perkantoran maupun sekolah, foto copy, serta kerja sama dengan Bank BRI dalam pembuatan rekening dan transfer antar Bank.

“Itu semua hasil usulan masyarakat dalam musyawarah perencanaan pendirian BUMDes, dan di tahun 2018 ini kami menganggarkan modal sebesar Rp 50 juta rupiah untuk membeli mesin penggilingan kopi, sekaligus modal untuk membeli kopi dari petani yang ada didesa kami,” paparnya.

Sutisna mengaku bahwa  kurang lebih 50 Hektare tanah masyarakat di desanya ini ditanami kopi, tentu dengan adanya potensi ini tentunya desa kami sangat di untungkan, sehingga optimis BUMDes kami akan berkembang dan bisa meningkatkan perekonomian masyarakat Desa Pamalayan khususnya.

“Mudah-mudahan dengan adanya BUMDes ini diharapkan bisa menjadi pioneer dalam menjalani upaya penguatan serta sebagai penopang ekonomi dan sumber daya Desa Pamalayan pada khususnya, sehingga dapat dimanfaatkan sebaik- baiknya untuk kesejahteraan masyarakat desa kami ini.” pungkasnya mengakhiri pembicaraan.

Laporan: BANGBANG/ TAUFIK HIDAYAT

Related posts

Puisi Puisi Soleh Sohih

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional

Ini Amalan Saat Terjadi Gerhana Bulan Penumbra