Tingkatkan Kunjungan Wisatawan di Kampung Bakelir, Kemenpar Dan Uph Beri Pelatihan Pengelolaan Homestay

KOTA TANGERANG, INFODESAKU – Bertempat di Hotel Golden Tulip Essensial, Kota Tangerang, Universitas Pelita Harapan (UPH) dengan disponsori oleh Kementerian Pariwisata Republik Indonesia (Kemenpar) mengadakan pelatihan pengelolaan homestay bagi warga kampung wisata Bakelir pada hari Selasa (2/7).

Kegiatan ini diikuti 50 (lima puluh) peserta yang terdiri dari perwakilan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) dan para pelaku usaha wisata homestay yang berasal dari Kampung Wisata Bakelir, Kota Tangerang.

Perwakilan Kemenpar, Kasubbid Kemitraan Usaha Masyarakat, Rulyta Marsuri Rahmaesa, saat membuka kegiatan ini mengatakan bahwa Pemerintah dalam hal ini Kemenpar menetapkan target wisatawan mancanegara sebanyak 20 juta dan wisatawan nusantara 275 juta pada tahun 2019, sehingga keberadaan usaha masyarakat di desa/kampung wisata diantaranya kampung wisata Bakelir memiliki peranan penting dalam peningkatan kunjungan wisatawan.

“Tentunya selain untuk peningkatan kunjungan, keberadaan kampung wisata Bakelir juga menimbulkan kegiatan ekonomi sehingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di kampung tersebut,” tuturnya.

Lebih lanjut, Kampung Bakelir pada awalnya merupakan sebuah perkampungan kumuh, namun berkat kerjasama pemerintah dan masyarakatnya yang berusaha mengoptimalkan semua setiap potensi yang ada, saat ini menjelma menjadi perkampungan yang indah dan sehat, bahkan menjadi sebuah kampung percontohan di kota Tangerang.

“Kampung Bakelir menjadi salah satu kampung wisata yang dilibatkan dalam Program yang digagas Kemenpar bertajuk Pendampingan Desa/Kampung Wisata oleh Akademisi. Selain melihat keindahan mural di rumah-rumah warga, di kampung ini wisatawan juga dapat menikmati cemilan khas Tangerang yang banyak dijual untuk oleh-oleh, diantaranya dodol jahe wijen dan kerupuk jengkol,” jelasnya.

Dalam sambutannya, perwakilan UPH Theodosia Christhe Nathalia menyampaikan bahwa Kampung Bakelir merupakan desa wisata yang berbasis kreativitas yang inovatif. Diharapkan kreatifitas dan inovasi di kampung wisata ini akan menjadi sebuah daya tarik tersendiri bagi wisatawan.

“Hal yang perlu diperhatikan adalah pelayanan prima yang didapatkan sehingga wisatawan akan merasa puas dengan atraksi-atraksi yang disuguhkan di kampung ini,” tandasnya.

Salah satu pemateri, Vasco Adato H. Goeltom, menyampaikan tentang Pembuatan Minuman Tradisional. Dalam sesi ini, ditekankan pentingnya penggunaan kekayaan bahan pangan local dalam menjalankan sebuah homestay, salah satu contohnya yaitu dengan pembuatan minuman tradisional sebagai sebuah welcome drink bagi tamu yang datang.

“Awal pengenalan kearifan lokal bisa dimulai sejak tamu datang, yaitu dengan cara menyuguhkan minuman dan panganan tradisional sebagai ucapan selamat datang,” paparnya.

Lurah Kampung Bakelir berterimakasih pada Kemenpar yang telah menggagas program Pendampingan Desa/Kampung Wisata oleh Akademisi serta berharap ada keberlanjutan program ini di tahun-tahun yang akan datang.

“Kegiatan ini bermanfaat bagi akademisi untuk bisa membagi ilmu pengetahuan yang dimiliki agar dapat diterapkan dalam masyarakat.” pungkasnya.

Laporan : RF/EPF

Related posts

Soleh Sohih, Penggerak Literasi Nasional

Tanah Jampea di Kepulauan Selayar Pulau Bergelimang Potensi Yang Tak ‘Terjamah’

Kopi Dukuh Tumbuh di Silayung Park Cibatu